Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kesehatan – Amankah Pasien Hepatitis Untuk Berpuasa?

2 min read

Seperti yang banyak dikata orang, hati merupakan organ manusia dengan 500 peran penting untuk tubuh. Tak diketahui dengan pasti kesemua fungsi itu, kan tetapi yang jelas hati berfungsi penting pada kaitannya terhadap ketersediaan energi paa tubuh. Seperti yang diungkapkan oleh Irsan Hasan, Konsultan Gastroenterohepatologi RSCM, hati memiliki fungsi untuk tempat simpanan cadangan energi.

“Zat karbohidrat yang telah kita konsumsi kemudian diolah ke bentuk gula darah alias glukosa untuk dijadikan sumber energi. Zat glukosa yang tak terpakai pada tubuh kemudian akan tersimpan dengan bentuk glikogen dalam hati. Dan inilah yang akan membuat kita dapat tetap berenergi selama berpuasa,” katanya dalam diskusi bersama media terkait hepatitis yang diadakan oleh Soho Global Health, hari Selasa (15/7/2014) petang.

Maka dari itu bukan tak mungkin jika hati tak dapat bekerja dengan optimal, menimbulkan kemungkinan tentang ibadah puasa yang akan terganggu pula. Berkurangnya fungsi hati disebabkan pula oleh bermacam faktor, antara lain adalah penyakit semacam hepatitis ataupun peradangan pada hati yang dipicu oleh adanya virus.

Kemudian muncullah pertanyaan: Apakah mereka pengidap hepatitis bisa menjalankan ibadah puasa? Menurut pendapat Irsan, tak ada larangan untuk pasien hepatitis dalam melaksanakan ibadah puasa mereka selama tingkatan hepatitisnya masih belum mencapai pada tingkat sirosis derajat C. Ia lalu menjelaskan bahwa sirosis merupakan kondisi munculnya “jerawat” di permukaan hati dimana juga menandakan bahwa hepatitis telah cukup parah. Sementara tingkatan dalam keparahan dari sirosis ini terbagai ke dalam dua derajat, yaitu B dan C.

“Untuk derajat B yang ditandai pada perut membuncit mirip ibu hamil. Sedangkan untuk sirosis C, maka gejala yang timbul berupa warna dari mata berubah kekuningan,” terang Irsan. Pada pasien hepatitis yang memiliki sirois C dan tetap memaksakan dirinya dalam berpuasa maka dikhawatirkan bisa “ambruk” sebab tak mempunyai cadangan energi. Dalam kasus yang kerap ia temui adalah, pasien nekat akan biasa saja ketika menjalankan ibadah puasa pada minggu yang pertama. Akan tetapi ketika masuk dalam minggu yang kedua, sang pasien tersebut mulai merasa gampang lelah, dan akhirnya jatuh pingsan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *