Tue. Apr 18th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Study Terbaru – Pengharum Ruangan Dapat Picu Kanker

2 min read

Sudah menjadi hal umum jika pengharum ruangan maupun lilin beraroma menjadi produk yang dipakai menyegarkan ruangan bak di rumah, kantor, maupun mobil. Sementara bentuk serta jenisnya pun juga berbagai macam. Namun saat bahan kimia dalam wangi-wangian ini kemudian berkontak dengan udara sekitar lalu apa yang bisa terjadi? Sebuah studi oleh Profesor Alastair Lewis asal National Centre for Atmospheric Science, AS menunjukkan suatu potensi berbahaya produk pengharum ini.

Saat pewangi berinteraksi dengan udara, terdapat senyawa yang dapat terbentuk lalu mencapai ke tingkat berbahaya utamanya dalam ruangan yang tak dilengkapi dengan ventilasi memadai. Senyawa pewangi bernama limonene-lah yang menjadi fokus dari studi ini. Limonene kerap dipakai guna menghadirkan aroma citrus dan sebenarnya tidak berbahaya sebab biasa juga dipakai dalam produk makanan.

Seperti yang dikutip BBC, Senin (18/1/2016), saat disemprotkan ke udara, limonene ternyata tidak sanggup bertahan cukup lama dan akan berubah bentuk. Lewis menemukan hal ini dalam percobaan dimana saat bertemu ozon, limonene berubah menjadi suatu senyawa kimia bernama formaldehyde. Namun demikian, study ini tetap memerlukan pembuktian lebih jauh. Pada studi terdahulu, sejak 1980 zat formaldehyde ini dikaitkan dengan kanker hidung serta tenggorokkan.

Tahun 2011, formaldehyde lalu resmi dimasukkan dalam kategori senyawa bersifat karsinogen (pemicu kanker). Guna mengatasinya, Lewis pun menyarankan agar membiarkan jendela terbuka supaya udara dapat tersikulasi atau memilih menggunakan tanaman sebagai penyaring polusi secara alami. Tanaman semisal Hedera Helix, Geranium, serta Lavender dikenal bagus dalam mengurangi konsentrasi formaldehyde pada udara.

Dokter juga mengatakan upaya untuk mengurangi paparan polusi ialah dengan cara menjaga kualitas udara, setidaknya pada rumah kita. Air Conditioner, pembersih udara, serta kipas memang dapat digunakan sebagai pengatur polusi. Sementara National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada studinya menjelaskan terdapat 5 tumbuhan yang baik sebagai pembersih udara sebab dapat menyaring sejumlah senyawa berbahaya antara lain Suji (Dracaena), Pakis Boston (Nephrolepis), Anggrek Dendrobium (Dendrobium), Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata) dan Sepatu Filum (Spathiphyllum).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *