Wed. Apr 19th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Kesehatan Teraktual – Virus DBD Baru di Makassar, Tumbuh Lebih Cepat

2 min read

Dikabarkan bahwa langkah penganggulangan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) akan dihadapkan pada sebuah tantangan baru. Dari Eijkmann Institute berhasil terungkap adanya fenomena genotype replacement, yaitu proses tergantikannya virus yang lama dengan jenis virus yang baru dengan proses pertumbuhan yang lebih cepat. “Makin tinggi kemampuan dari replikasinya, maka kemampuan dalam menyebar dari seorang penderita menuju penderita yang lain juga menjadi lebih cepat lagi,” terang peneliti Dengue, Benediktus Yohan, M.Biomed dari Eijkmann Institute, pada hari Senin (23/3/2015).

Pada sebuah penelitian yang dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan, kelangan ilmuwan Eijkmann Institute berhasil mengungkap genotype I Dengue Virus 1 (DENV-1) yang berhasil menggantikan keberadaan dari DENV-1 genotype IV. Sementara untuk untuk dampaknya sendiri masih terus diteliti, akan tetapi dikhawatirkan dapat memicu terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Genotype IV yang sudah dikenal selama ini sudah dilaporkan ada semenjak 1998, sementara genotype I masih belum ditemukan sebelumnya pada wilayah Indonesia. Penelitian dari Eijkmann Institute ini juga berhasil mengungkap genotype I dapat tumbuh dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan genotype IV.

Fenomena bernama genotype replacement ini sejatinya juga pernah terungkap pada sebuah penelitian pada Surabaya. Akan tetapi pada penelitian saat ini, Eijkmann Institute berhasil membuktikannya in vitro memakai kultur sel. “Inilah pentingnya kita dalam melakukan pemetaan menyeluruh pada wilayah Indonesia. Serotype yang mana yang diketahui paling dominan, serta dari serotype tersebut genotype apakah yang dapat bersirkulasi,” terang Yohan.

Sementara itu, Vaksin DBD saat ini jadi satu dari vaksin yang paling dibutuhkan. Pihak Kementerian kesehatan menyatakan bahwa pada saat ini, penelitian terhadap vaksin DBD tetap berlanjut serta masih dalam tahap evaluasi. Prof Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan menyebut bahwa penelitian gabungan Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam telah dilaksanakan sejak tahun yang lalu. Penelitian dilakukan terhadap 10.275 anak pada usia 2-14 tahun. “Saat ini sedang pada fase evaluasi proteksi, terkait bagaimanakah kejadian DBD 1 tahun nanti terhadap anak yang telah diberi divaksin,” kata Prof Tjandra saat dihubungi wartawan, hari Senin (23/2/2015).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *