Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Tips Kesehatan – Jatuh Cinta, Tubuh Pun Ada Indikatornya

2 min read

Ternyata tak hanya sekadar dari stimuls bersifat fisik, tubuh ternyata juga dapat memberikan respons terhadap segala sesuatu yang terjadi melalui perasaan ataupun emosi, dan juga termasuk pada saat kita mengalami jatuh cinta. Ya benar, saat seseorang sedang mengalami yang namanya jatuh cinta, ternyata tubuh pun juga akan memberi semacam ‘sinyal’. Tim peneliti yang berasal dari Alto University, Finlandia, menemukan sebuah kesimpulan bahwa jatuh cinta adalah salah satu dari bentuk emosi yang mana paling memicu akan munculnya sensasi yang kuat kepada tubuh. Respons tersebut biasanya muncul dalam bentuk perasaan yang seakan menyenangkan serta ‘hangat’ pada sekujur tubuh.

Penelitian yang sedianya telah dilakukan kepada sejumlah lebih dari 700 orang yang berkebangsaan dari Finlandia, Swedia, serta Taiwan tersebut lebih menyoroti bahwa emosi serta respons dari tubuh ini tak secara sengaja dibuat-buat karena memiliki dasar biologisnya sendiri. Para peneliti juga melakukan penelitian tersebut dengan mengubah-ubah emosi dari para peserta penelitian. Kemudian mereka diperlihatkan potongan gambar tubuh dari manusia pada komputer dan lalu diminta mewarnai bagian tubuh yang mereka rasakan ketika mengalami perubahan terkait dari perasaan tersebut.

Hasilnya, diketahui bahwa emosi yang tercatat paling umum dapat memicu sensasi yang kuat kepada tubuh yaitu perasaan jatuh cinta. Ditemukan juga bahwa perbedaan rasa emosi maka akan menyebabkan perbedaan pula pada bagian tubuh yang terasa mengalami perubahan. “Perubahan tubuh ini pada dasarnya bisa memicu sensasi emosional yang lain, seperti halnya rasa bahagia,” terang salah seorang asisten dari peneliti, Lauri Nummenmaa, seperti yang dikutip dari Times of India, hari Jumat (3/1/2014).

Hasil dari temuan ini tidak hanya menandakan bahwasanya tubuh dapat dimanipulasi dari emosional seseorang, akan tetapi juga dapt membantu kita dalam mendiagnosis sesuai dengan emosinya masing-masing.  “Emosi tidak hanya masalah mental, tapi juga ikut berpengaruh terhadap fisik tubuh kita. Dan dengan cara inilah mereka akan mempersiapkan kita dalam bereaksi,” kata Nummenmaa. Simpulan dari studi tersebut telah dipublikasikan pada sebuah jurnal ilmiah, Proceedings of The National Academy of Sciences.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *