Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Lemak Coklat Mungkin Bisa Dijadikan Obat Penurun Berat Badan

2 min read

Tubuh kita menyimpan dua jenis lemak: coklat, yang membakar kalori untuk menghasilkan panas dan putih, yang biasanya bertindak sebagai penyimpan energi tubuh. Kelebihan berat badan akibat terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam tubuh.

Ini adalah kondisi metabolik dan faktor risiko tertinggi untuk berbagai penyakit, mulai dari diabetes sampai kanker. Untuk alasan ini, para ilmuwan terus-menerus mencari strategi gaya hidup sehat yang akan membantu orang mempertahankan berat badan yang diinginkan. Pada saat yang sama, para peneliti terus menyelidiki mekanisme biologis di balik penurunan berat badan dan keuntungan dalam upaya merancang obat yang lebih efektif untuk mengobati obesitas.

Penyelidik senior Ronald Evans dan rekannya mencoba memahami dengan tepat apa yang memberi warna pada jaringan coklat. Wawasan ini dapat membantu mereka menghasilkan obat-obatan efektif yang akan bekerja pada jaringan adiposa putih berlebih. Secara khusus, para ilmuwan ingin mempelajari lebih lanjut tentang karakteristik thermogenik lemak coklat, yaitu bagaimana ia merespons suhu lingkungan dan faktor metabolik untuk menghasilkan panas.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa beberapa jenis jaringan adiposa coklat “diaktifkan” untuk mengubah kalori menjadi panas saat tubuh terkena suhu di sekitar yang lebih rendah. Para peneliti bekerja dengan tikus, memperbesar gen yang sangat aktif di sel lemak coklat: gamma reseptor terkait estrogen.

Apa yang mereka temukan adalah gen ini selalu dinyatakan dalam sel lemak coklat, terlepas dari apakah tubuh terkena suhu ruang dingin atau tidak. Pada saat yang sama, mereka menemukan bahwa gen ini tidak pernah diekspresikan dalam sel lemak putih. Saat mempelajari tikus di mana gen gamma reseptor terkait estrogen telah dimatikan sehingga tidak dapat diekspresikan dalam sel lemak coklat, Evans dan tim mencatat bahwa jaringan adiposa coklat mulai menyerupai jaringan adiposa putih dalam struktur dan mekanisme molekularnya.

Hasil lain yang terkait dengan “pemutihan” lemak coklat pada tikus rekayasa genetika ini adalah bahwa tidak satupun dari mereka mampu menangani suhu dingin, sedangkan sekitar 80 persen tikus normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan tersebut.

Bersama-sama, temuan ini menunjukkan bahwa ekspresi gen gamma reseptor terkait estrogen memungkinkan lemak coklat tetap “coklat” dan merespons secara memadai terhadap suhu dingin. Aspek lain dari eksperimen para peneliti diinformasikan oleh fakta bahwa gen gamma reseptor terkait estrogen mengkodekan protein yang mengakses inti sel dan mempengaruhi ekspresi gen lainnya.

Eksperimen tambahan mengungkapkan bahwa gamma reseptor terkait estrogen menargetkan sejumlah gen (seperti Ucp1, Coxa1 dan Pparα) yang dikaitkan dengan mekanisme lemak coklat dan obesitas, namun sebelumnya tidak pernah memiliki protein ini. Tim tersebut menulis bahwa penelitian lebih lanjut harus menyelidiki efek apa yang mengaktifkan gen gamma reseptor terkait estrogen yang ada pada sel lemak putih. Mereka berharap langkah ini bisa membuat sel lemak putih berperilaku sama dengan sel lemak coklat, menjadikannya strategi yang tepat untuk terapi yang menargetkan obesitas dan diabetes.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *