Tue. Apr 18th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Demensia Mungkin Bisa Dideteksi Melalui Darah

2 min read

Setelah menganalisis data, para periset mengidentifikasi molekul tertentu dalam darah yang mungkin berfungsi sebagai biomarker awal untuk resiko demensia. Temuan ini dianggap sebagai yang pertama yang menunjukkan bahwa tingkat asam amino rantai cabang yang lebih tinggi dalam darah seseorang dapat menjadi penanda resiko lebih rendah terkena demensia.

Penulis studi Sudha Seshadri (profesor neurologi di University of Texas, San Antonio) dan rekannya menjelaskan bahwa para ilmuwan mulai menyadari bahwa demensia bukanlah penyakit yang mudah terjadi. Secara tradisional, para periset terutama mencari jawaban di otak. Beberapa ciri penyakit Alzheimer, ditemukan dalam bentuk protein tau dan amyloid yang salah. Namun sekarang, lebih banyak pencarian telah melebar untuk mencakup bagian tubuh lainnya, seperti aliran darah, yang memiliki hubungan intim dengan otak.

Untuk penelitian mereka, para peneliti menggunakan informasi dan sampel dari delapan penelitian yang telah mengikuti kelompok besar orang-orang keturunan Eropa di lima negara dalam waktu yang lama. Mereka juga memiliki catatan kejadian penyakit Alzheimer atau bentuk demensia lainnya pada kelompok tersebut. Dengan cara ini, mereka dapat memperoleh data dan menyimpan sampel darah dasar untuk total 22.623 peserta, yang bebas demensia pada awal dan juga tidak memiliki riwayat stroke atau penyakit neurologis lain yang mempengaruhi fungsi kognitif.

Dengan menggunakan resonansi magnetik nuklir dan metabolisme spektrometri massa, mereka mengidentifikasi dan mengukur metabolit darah, lipid dan lipoprotein lipid pada sampel darah dasar. Mereka kemudian menjalankan tes statistik untuk mencari hubungan antara jumlah awal dari berbagai molekul dan kasus demensia dan penyakit Alzheimer yang muncul di antara peserta selama tindak lanjut.

Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa molekul darah dasar dikaitkan dengan resiko demensia yang lebih rendah, sementara yang lain dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi. Ada temuan serupa untuk dikaitkan dengan resiko penyakit Alzheimer, beberapa molekul dikaitkan dengan resiko yang lebih rendah, dan yang lainnya beresiko lebih tinggi.

Rincian dari asosiasi ini adalah sebagai berikut:

  • Resiko demensia yang lebih rendah terkait dengan: asam amino rantai bercabang adalah isoleusin, leusin, dan valin; kreatinin; dan dua subclass low-density lipoprotein (VLDL) yang sangat rendah.
  • Resiko Alzheimer yang lebih rendah juga terkait dengan asam amino rantai cabang.
  • Peningkatan resiko demensia dikaitkan dengan satu lipoprotein densitas tinggi (HDL) dan satu subclass VLDL.
  • Resiko penyakit Alzheimer yang lebih tinggi juga terkait dengan subclass HDL.

Para penulis mencatat bahwa, sepengetahuan mereka, penelitian mereka adalah studi pertama yang melaporkan hubungan antara tingkat asam amino rantai cabang dan demensia klinis yang lebih tinggi. Mereka menyarankan agar hasilnya bisa lebih dari sekadar menunjukkan bahwa perubahan dalam darah dapat diukur bertahun-tahun sebelum demensia didiagnosis. Mereka berharap bahwa mereka juga akan memperluas pencarian obat-obatan baru yang sangat dibutuhkan untuk penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *