Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Yahya Jammeh Tinggalkan Gambia Setelah Memimpin Selama 22 Tahun

2 min read

Yahya Jammeh, mantan presiden negara Gambia akhirnya memilih untuk meninggalkan negaranya. Ia meninggalkan negara Gambia setelah menyetujui kesepakatan untuk mundur dari jabatan presiden yang telah ia jabat selama 22 tahun.

Jammeh dan keluarganya menuju ke pengasingan politik pada hari Sabtu (21/1) dan telah mengakhiri 22 tahun periode ketakuta dan kebuntuan pilitik pasca pemilu yang mengancam akan memicu intervensi militer secara regional ketika ia sempat mempertahankan kekuasaannya.

Ketika ia menaiki tangga pesawat, ia sempat berpaling untuk melihat kerumunan orang, mencium Qur’an dan melambaikan tangan untuk terakhirnya kepada para pendukungnya, termasuk sejumlah tentara yang menangisi kepergiannya.

Pernerbangan tersebut telah bersiap setelah sekitar 24 jam Jammeh mengumumkan kepergiaanya memlalui saluran televisi dan menyerahkan kekuasaannya kepada Adama Barrow yang telah dilantik. Setelah dia merespon atas tekanan internasional yang ditujukan kepadanya yang menyerukan dirinya untuk segera pergi.

Meskipun puluhan ribu rakyat Gambia telah melarikan diri dari negara tersebut selama periode pemerintahannya, pendukung Jammeh yang tetap setia berbondong-bondong ke bandara untuk melihat dia yang berjalan di atas karpet merah menunju pesawatnya.

Jammeh mendarat di negara Guinea satu jam kemudian dan anggota keluarganya muncul dari pesawat, meskipun negara itu kemungkinan tidak akan menjadi tujuan akhirnya. Pemimpin otoriter tersebut telah mengambil alih kekuasaan sebelumnya melalui kudeta pada tahun 1994, namun telah mengundurkan diri dalam mengadapi tekanan dari tentara Afrika Barat yang masuh ke negara Gambia dan memaksa dirinya untuk mengakui bahwa dia telah kalah dalam pemilihan presiden pada bulan Desember yang lalu yang di menangkan oleh lawan politiknya, Barrow.

Presiden Guinea, Alpha Conde dan kepala regional PBB Mohamed Ibn Chambas, tetap tinggal di ibukota dan pasukan regional masih berada memposisikan diri mereka di negara tersebut, dan bersiap untuk bergerak jika Jammeh berubah pikiran dan menolak untuk menyerahkan kekuasaanya.

Keberangkatan dari Jammeh sendiri telah menunjukkan transisi demokratis pertama di negar Gambia. Jammeh yang pada awalnya menerima kekalahan dirinya, namun kemudian menolak hasil pemilu dan mengumumkan keadaan darurat nasional dalam upaya untuk tetap mempertahankan kekuasaannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *