Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Penderitaan Warga Sipil Mosul Belum Berakhir

2 min read

Pertempuran untuk Mosul telah berakhir sertelah sembilan bulan menghancurkan kota tersebut antara pasukan pemerintah darn militan Negara Islam. Namun warga sipil Irak masi menderita dalam krisis kemanusiaan dalam skala monumental.

Lebih dari satu juga orang telah meninggalkan rumah mereka di Mosul dan desa-desa terdekat sejak peretmpuran dimulai. Kebanyakan dari mereka mengungsi ke dalam kamp di pedesaan atau telah menemukan tempat berlindung di tempat lain.

Mereka yang kembali ke Mosul menemukan rumah-rumah mereka yang telah rusak, menghancurka sekolah dan rumah sakit, dan kekurangan air dan listrik, di samping ancaman tembakan dan jebakan.

Seluruh lingkungan kota terbesar kedua di Irak tersebut telah menjadi reruntuhan kumuh dari apa yang dulu merupakan rumah dan tempat bisnis mereka, sebagian besar kehancuran diakibatkannya oleh serangan udara dan artileri oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat, bangkai mobil yang telah rusak pun telah mengotori jalanan.

“Akhir dari pertempuran untuk Mosul bukanlah akhir dari cobaan bagi warga sipil. Situasi kemanusiaan tidak hanya tetap serius, tapi bisa memperburuk,” kata Dewan Pengungsi Norwegia, salah satu dari banyak organisasi internasional and pemerintah yang membantu upaya bantuan dan rehabilitasi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Mengatasi krisis sangat penting bagi masa depan politik Irak karena berjuang untuk membangun stabilitas, mengatasi persaingan sektarian, dan muncul dari konflik penggilingan sejak invasi militer Amerika Serikat pada tahun 2003.

Di kamp pengungsian di Al Salamiya, di dataran Ninevah yang kering, hampir 2.000 keluarga tinggal di tenda-tenda pengunsian. Sambil merasa bahagia jauh dari kerusakan yang diakibatkan oleh Negara Islam, yang menyebabkan Mosul berkuasa dengan kekerasan selama hampir tiga tahun, mereka frustasi dan khawatir tentang masa depan mereka.

Muhamad Jasim, pria berusia 44 tahun adalah seorang buruh tapi melarikan diri bersama dengan istri dan anak-anaknya dari distrik al-Kasik enam minggu yang lalu pada tahap akhir dari pertempuran untuk merebut kembali kota tersebut dari Negara Islam.

“Di bahwa Negara Islam itu sangat buruk, tidak ada pekerjaan, penderitaan, dan mereka sangat marah. Kami meninggalkan banyak mobil, rumah. Saya takut dengan kondisi  anak-anak saya, saya harus pergi,” kata Jasim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *