Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Duterte Katakan Anaknya Akan Terbunuh Jika Ikut Menyalahgunakan Narkoba

2 min read

Presiden Filipina, Rodfrigo Duterte telah mengatakan bahwa dia kemungkinan mendapatkan anaknya terbunuh. Jika tuduhan penyelundupan narkoba terhadap anak termuda dari politisi tersebut terbukti, dan pihak kepolisian yang melakukan tindakan akan terlindung dari tuntutan hukum.

Paolo Duterte, muncul pada bulan ini sebelum sebuah penyelidikan senat untuk menolak tuduhan yang dibuat oleh seorang anggota parlemen oposisi bahwa dia adalah anggota sebuah kelompok triad China yang membantu menyelundupkan kristal shabu dari China.

Duterte tidak mengacu pada tuduhan tersebut secara khusus namun mengulangi pernyataannya dari kampanye pemilihan tahun lalu bawha tidak ada anak-anaknya yang terlibat dalam narkoba, namun mereka akan menghadapi hukuman paling keras jika mereka melakukannya.

“Saya mengatakannya sebelum perintah saya adalah: ‘Jika saya memiliki anak-anal yang terhubung dengan narkobat, bunuh mereka agar orang tidak mempunyai sesuatu untuk dikatakan,’” kata Duterte dalam sebuah pidato pada hari Rabu (20/9) malam waktu setempat di hadapan pegawai pemerintahan di istana kepresidenan di Manila.

“Jika saya memberi tahu Pulong (nama panggilan Paulo): ‘Perintah saya adalah untuk membunuh anda jika anda tertangkap. Dan saya akan melindungi polisi yang membunuh anda, jika memang benar,” katanya.

Duterte yang saat ini berusia 72 tahun, memenangkan pemilihan presiden di plaform hukum dan orde brutal di mana dia menjanjikan sebuah kampanye untuk memberantas obat-obatan terlarang di masyarakat dengan membunuh 100.000 pedagang dan pecandu narkoba.

Sejak dia menjabat pada pertengahan tahun lalu, polisi telah melaporkan pembunuhan lebih dari 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba sementara ribuan orang lainnya telah terbunuh dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan.

Ribuan kritik dan pendukungnya mengadakan demonstrasi pada hari Kamis (21/9), melakukan perdebatan nasional mengenai perang obat bius dan ancaman darurat perang di jalanan.

Polisi dalam seragam perang dierahkan untuk menjaga ketertiban saat para pemrotes mengadakan serangkaian demonstrasi di seluruh Manila, dengan menggunakan ulang tahun ke 45 pendiktat terakhir Ferdinand Marcos yang memberlakukan undang-undang darurat militer untuk mengatakan bawha Duterte sama-sama melakukan kekerasan dan otoriter.

“Negara kami berubah menjadi kuburan. Orang-orang terbunuh setiap hari dan kami menguburkan orang mati setiap hari, seperti pada saat Marcos, kata pemimpin anti-Duterte, Pedro Gonzales.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *