Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Internasional Terhangat – Otoritas Nepal Dianggap Menghambat Distribusi Bantuan

2 min read

Langkah pemeriksaan bea cukai pada bandara Kathmandu dianggap memperlambat distribusi bantuan yang sangat penting untuk korban gempa Nepal yang meminta korban tewas hingga lebih dari 6.000 jiwa. Jamie McGoldrick selaku perwakilan PBB mengatakan bahwa otoritas Nepal seharusnya memberikan kelonggaran terhadap pembatasan bea cukai yang umumnya berlaku saat menangani materi yang datang dari negara lain yang saat ini semakin menumpuk pada kawasan bandara.

“Mereka harusnya tak memberlakukan metode pemeriksaan bea cukai seperti yang dilaksanakan saat masa tenang,” ujar McGoldrick. Ia mengatakan bahwa harusnya semua kiriman bantuan tak perlu diperiksa saat sudah tiba di bandara Nepal. Namun pemerintah Nepal yang mana sebelumnya sempat mengeluh pihaknya mendapati bantuan yang tak bermanfaat semisal tuna serta mayones, tetap bersikeras semua pegawai bea cukai perlu lakukan pemeriksaan terhadap kiriman bantuan darurat tersebut.

Di hari Jumat (1/5) Nepal memang mencabut pajak impor terhadap barang semacam terpal serta tenda, namun Laxmi Prasad Dhakal, selaku juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan bahwa semua barang yang masuk dari luar negeri wajib diperiksa. “Ini perlu kami lakukan,” ujarnya. Sementara itu, Ram Sharan Mahat sebagai Menteri Keuangan meminta kepada para negara donor agar mengirimkan tenda, terpal serta pasokan makanan pokok, serta mengatakan bahwa barang yang sudah dikirim tidak ada manfaatnya.

“Kami telah menerima barang semisal tuna serta mayones. Barang-barang semacam itu tak berguna bagi kami. Kami lebih membutuhkan biji-bijian, garam serta gula,” terangnya pada wartawan di hari Jumat. Kapal militer serta personel AS yang diutus membantu mengirim barang bantuan menuju wilayah yang ada di luar ibukota yang sedianya tiba di hari Sabtu, terpaksa ditunda sehari dan baru akan sampai di hari Minggu (3/5).

Brigjen Marinir, Paul Kennedy menegaskan bahwa tim AS tersebut terdiri atas 100 personil, peralatan mengangkat barang serta 6 unit pesawat militer, dimana 2 diantaranya adalah helikopter. Dia pun memperingatkan kemacetan pada bandara Kathmandu tersebut “Anda tak mau barang ini bertumpuk” dan memakan tempat untuk kapal terbang maupun barang yang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *