Berita Mancanegara Terhangat – Gempur Militan, AS Tewaskan 52 Warga Suriah
2 min read
Tercatat bahwa korban tewas pada sebuah satu serangan udara yang dilancarkan oleh koalisi pimpinan AS pada provinsi Aleppo, Suriah, kini bertambah menjadi 52, yang termasuk diantaranya 7 anak-anak. Rami Abdulrahman, pengamat HAM yang berpusat di London, menyebut bahwa jumlah sipil yang meninggal pada serangan udara hari Jumat (1/5) tersebut adalah yang paling banyak dalam sekali serangan oleh pasukan AS serta Arab semenjak operasi kontra kelompok militan Islam pada wilayah Suriah semisal ISIS berawal.
Kelompok tersebut juga mengatakan bahwa ada 13 orang dinyatakan hilang pada serangan tersebut. Pasukan pimpinan AS tersebut juga melakukan serangan udara pada wilayah Irak. Kelompok HAM itu juga mengatakan bahwa serangan udara tersebut menargetkan desa pada bagian timur Sungai Efrat pada provinsi Aleppo yang mengakibatkan setidaknya 6 keluarga meninggal.
Gempuran udara AS sudah menewaskan sedikitnya 66 warga Sipil Suriah semenjak operasi di mulai di 23 September sebelum ditambah insiden di hari Jumat itu. Kini jumlah sipil yang meninggal oleh serangan udara AS mencapai sedikitnya 118 korban. Organisasi HAM tersebut juga menerangkan bahwa operasi AS saat ini sudah menewaskan nyaris 2.000 personil militan ISIS.
Di lain pihak, AS menegaskan segera menyelidiki tuduhan yang mengatakan serangan udara tersebut turut menewaskan sipil. Aksi militer AS ini tak berdampak signifikan terhadap ISIS sebab walau laju mereka menjadi terganjal, usaha melumpuhkannya pada wilayah yang sudah dikuasai masih gagal tercapai. Militan tersebut justrtu sudah membentuk pemerintahan sendiri pada kota Raqqa, Suriah, sebagai wilayah basis terkuatnya.
Washington bersama sekutunya menyebut bahwa tujuan mereka ialah membantu kelompok atau kalangan pemberontak moderat yang sedang berjuang memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad serta ISIS. Namun usai 4 tahun pecahnya perang saudara Suriah, tak satupun kelompok berhasil memenanginya. Sepertiga dari jumlah penduduk negara tersebut saat ini menjadi pengungsi serta lebih dari sejumlah 220 ribu orang meninggal lantaran perang saudara tersebut. Belakngan pasukan pemerintah justru mengalami kekalahan dimana militan kian merangsek ke kawasan pesisir yang masih dikuasi Assad.
