Internasional – Mendagri Jerman Ajukan Larangan Bercadar di Area Publik

Thomas Maiziere selaku Menteri Dalam Negeri Jerman akan mengajukan larangan pemakaian burqa atau cadar di negaranya, hal ini dilakukan dengan alasan keamanan akibat serangan terorisme yang meningkat akhir-akhir ini di negara itu.

Seperti yang Dilansir The Guardian, menurut media Jerman, larangan ini akan diajukan oleh Thomas de Maiziere, menteri dalam negeri federal, untuk disahkan sebelum pemilu nasional yang akan di gelar pada tahun 2017 mendatang.

Selain soal pelarangan pemakaian cadar, aturan lain yang juga akan diajukan sebelum pemilu ini adalah peningkatan jumlah personil polisi, dan penambahan kamera pengawas di area publik seperti stasiun kereta dan bandara, aturan yang memudahkan dokter membuka informasi jika pasiennya merencanakan perbuatan kriminal, serta memperketat aturan soal kewarganegaraan ganda.

Di negara Perancis, larangan pemakaian cadar di tempat publik diberlakukan sejak tahun 2010 silam, dan yang melanggarnya akan didenda. Banyak yang sudah dihukum akibat melanggar aturan ini. Meski begitu efektifitasnya dalam mencegah aksi terorisme belum bisa terukur karena Perancis tetap didera tindakan terorisme yang kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Rancangan undang-undang ini pertama kali diangkat oleh Jens Spahn, politikus dari partai Kanselir Angela Merkel, Kristen Demokrat (CDU) pada akhir Juli lalu. Akan tetapi Rancangan Undang Undang ini hanya sebatas wacana, karena seiring dengan demonstrasi yang menolak Rancangan Undang Undang yang menjurus ke diskriminasi tersebut. Sering terjadinya aksi terorisme dalam dua bulan terakhir membuat aturan aturan baru itu semakin gencar di galakkan.

“Saya tak ingin menjumpai burqa di negara ini. Dalam hal itu, saya memang burqafobia,” ujar Jens Spahn kepada media Jerman Die Welt.

Serangan aksi terorisme oleh kelompok militan di Jerman meningkat akhir-akhir ini. Akhir Juli lalu, seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya sendiri dan melukai puluhan lainnya di luar lokasi festival musik di Ansbach. Seminggu sebelumnya, seorang remaja 18 tahun melakukan penembakan di sebuah mal, menewaskan sembilan orang. Seorang remaja 17 tahun beberapa hari sebelumnya juga melukai beberapa orang di kereta di Munich, bersenjatakan kapak dan pisau.