Internasional – Austria Tolak Kandidat Presiden Sayap Kanan

Austria dengan tegas telah menolak kemungkinan Uni Eropa menunjuk kandidat pemimpin dari sayap kanan. Dan bukan memilih mantan pemimpin Partai Green yang mengatakan bahwa dirinya adalah sosok yang berpikiran terbuka, berpikiran liberal dan di atas semua presiden pro-Eropa.

Alexander Van der Bellen yang maju sebagai calon independen yang bertambah keunggulannya atas kandidat dari Partai Freedom, Norbert Hofer dengan selisih yang cukup jauh dari pemilihan asilnya pada bulan Mei yang lalu, yang kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi karena dugaan penyimpangan suara.

Hofer mengajui kekalahannya dalam kurun waktu kuran dari setengah jam dari jajak pendapat pertama pada hari Minggu (4/12) menulis melalui Facebook pribadinya  bahwa dirinya mengucapkan selamat kepada Alexander van Bellen untuk kesuksesan dan meminta semua warga Austria untuk bekerja secara bersama-sama. Pria berusia 45 tahun tersebut mengatakan bahwa ia tidak merasa sedih dan akan senang untuk menjaga Austria. Ia menegaskan bahwa dirinya ingin menjalankan lagi tugas sebagai presiden dalam waktu enam tahun ke depan.

Berbicara di depan pers internasional pada malam hari, dengan berani Van der Ballen mengatakan bahwa pemilihan tersebut bukan hanya telah terulang setelah dunia sekitar telah berubah dengan suara Brexit pada bulan Juni yang lalu dan kemenangan Donald Trump pada bulan November. Mengacu pada warna bendera Austria, ia menggambarkan bahwa warna merah dan putih adalah harapan dan perubahan bagi semua ibukota di Eropa.

Pada bulan Mei yang lalu, Van der Bellen telah memenangi pemilu dengan hanya 30.863 suara pemilih dan sebagian besar pengamat mengharapkan hasil yang sama selama waktu yang terus bergulit, dengan beberapa telah memprediksi bahwa hasil akhir tidak akan ditentukan hinggan akhir pertengahan pekan ini.

Pada akhirnya, hasil dari kampanye pemilu hampir selama setahun secara jelas dalam waktu 10 menit dari jajak pendapat penutupan akhir. Menurut penyiaran publik ORF, jajak pendapatan keluaran pertama, Van der Bellen telah memperoleh 53,4% suara dengan lebih dari 60% dari setiap wilayah yang suaranya dihitung. Yang berhasil mengalahkan Hofer yang memperoleh 46,6% suara.