Berita Politik – JK Ical Agung Tandatangani Skema Penyelamatan Golkar
2 min read
Wapres Jusuf Kalla memperlihatkan draf kesepakatan antara kubu Ical dengan kubu Agung menyusul keluarnya putusan dri MA. Pada kesepakatan tersebut disetujui adanya penyatuan pengurus dari kedua kubu, persiapan rapimnas kemudian pelaksanaan munas. “Mudah-mudahan setelah minggu inilah kita bisa mulai lagi pembicaraan. Sesudah itu, bikin rapimnas, bicarakan bagaimana ke depannya, lalu kongres,” terang JK dari kantor Wakil Presiden, di Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Senin (4/1/2016).
Usai meladeni wartawan, JK lalu berjalan keluar kantor dan bersiap ke Istana Merdeka guna menghadiri rapat terkait proyek kereta cepat. Akan tetapi, sesampainya di teras kantor, JK berbalik arah lalu balik lagi ke kantornya. “Tunggu, ini biar kalian ngerti tentang Golkar,” ujar JK. Selang kurang dari 10 menit, JK keluar menunjukkan berapa lembar kertas, satu diantaranya menggambarkan tentang skema Golkar setelah putusan MA.
Pada lembaran tersebut nampak berapa bagan yang menunjukkan adanya kemungkinan yang akan dilakoni Golkar hingga ke munas. “Disetujui secara bersama, ini skemanya. Setelah putusan MA, ini lalu disusun pengurus bersama lalu rampinas hingga munas. Di tengah-tengah ini ada Agung, yang ini Ical, lalu saya. Ini dari tanggal 18 Desember lalu,” sebut JK seraya menjelaskan skema itu kepada wartawan.
Ia menunjukkan adanya 3 tanda tangan tertera dalam kertas tersebut dan bertanggal 9 November 2015. Ada pula catatan, apabila MA memutuskan kemenangan Munas Bali, berarti dasarnya Munas Bali. Ada pula keterangan tanggal catatan dibuat yaitu 18 Desember 2015. “Memakai Munas Riau ataupun Munas Bali jika terjadi, tinggal jalan aja itu sebenarnya. Ini akhirnya kan munas ujungnya. Juga udah diteken,” tutupnya.
Jika ditilik ke belakang, pada 18 Desember malam, JK sempat menggelar pertemuan bersama Generasi Muda Golkar pada rumah dinasnya di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat. Jajaran kader muda Partai Golkar yang datang untuk menghadap JK antara lain Dave Laksono, Andi Sinulingga, Ace Hasan Syadzily, Ahmad Dolly Kurnia, Mirwan MZ Vauly, Melki Lakalena dan Sari Yuliati.
