Tips Kesehatan – Banyak Minum Untuk Pertolongan Pertama Pada Demam Berdarah

Ketika ada diantara kerabat dekat atau mungkin diri sendiri mengalami gejala utama dari demam berdarah dengue, seperti halnya demam tinggi yang mendadak, disertai dengan munculnya bercak-bercak merah pada kulit, maka dianjurkan guna penuhi kebutuhan dari cairan tubuh. Ini nampaknya seperti hal yang sepele, akan tetapi menurut dokter bisa memberi efek yang cukup signifikan.

“Sebab yang keluar itu kebanyakan adalah air, maka dari itu obatnya juga air. Berikan minuman kepada penderita. Pihak WHO di tahun 2011 yang  lalu menganjurkan untuk tak memberi air minum putih yang biasa, namun dengan memberikan minum yang mempunyai kadar elektrolit serta glukosa,” kata Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, yang merupakan seorang dokter spesialis penyakit dalam pada RSCM.

Hal itu ia nyatakan pada acara yang berjudul ‘SOHO #BetterU: Hari Demam Berdarah ASEAN’, dari Artotel Hotel Thamrin, Jalan Sunda, kawasan Jakarta, hari Selasa (10/6/2014). Menurut penuturan dari dr Leonard, yang menjadi bocor itu tidak hanya air saja namun juga elektrolit serta glukosa. Lantaran elektrolit juga glukosa ini bisa mempermudah transportasi air yang dari usus menuju pembuluh darah. “Maka dari itu, dianjurkan minum bukan air biasa, namun upayakan air dengan elektrolit serta gula, contohnya adalah teh manis maupun minuman elektrolit,” ujarnya. Lalu seberapa banyak sebaiknya kita minum air ini?

“Untuk pertolongan pertama yakni sebelum sampai ke penanganan dokter, maka minumlah hingga sebanyak mungkin. Akan tetapi ya tadi, usahakan jangan air putih yang biasa saja. Lalu seberapa banyak? Ya sebanyak yang dapat diminum sebab jika fungsi ginjal masih bagus, semuanya itu nanti bisa dibuang,” kata dr Leonard.

Apabila memang si pasien ini secara ekonominya  tergolong mereka yang kurang mampu, maka dr Leonard pun menyarankan agar mereka yang mngalami gejala demam berdarah tersebut untuk meminum air yang merupakan campuran dari gula serta garam. Apa saja yang memang diinginkan itu tidak ada pantangan, selama itu tak menimbulkan keluhan terhadap kondisi kesehatan dari pasien.