Polisi Tengah Menyelidiki Dugaan Pelecehan Seksual Pada 15 Siswa SD Di Yogyakarta

Polres Kota Yogyakarta sekarang ini sedang mengusut kemungkinan masalah pelecehan seksual yang melibatkan satu orang guru SD swasta di Kota Yogyakarta pada 15 siswa-siswinya.

AKP Timbul Sasana Raharja yang merupakan Kepala Humas Polresta Yogyakarta, menjelaskan pihaknya sudah memperoleh informasi resmi dari sekolah beserta pengacara para orang tua korban. “Kami bakal mendalami kisah kejadian ini lebih lanjut, memahami kronologi masalah, serta memastikan apakah hal ini bakal dianggap selaku pelanggaran pidana ataupun enggak,” ucapnya.

“Timbul menambahkan kalau tahap pelaporan ini sudah melibatkan proses konsultasi serta masalah itu bakal ditindaklanjuti oleh Unit PPA dari Polresta Yogyakarta. “Kami bakal memberi keterangan lebih lanjut tentang langkah-langkah selanjutnya,” tuturnya.

Sedangkan, pengacara dari kubu pelapor bernama Elna Febi Astuti, yang didampingi kepala sekolah serta orang tua salah satu korban, mengatakan kalau kejadian pelecehan seksual itu berlangsung pada 15 murid SD, baik pria ataupun wanita, dari Agustus sampai Oktober 2023.

Tersangka yang diduga merupakan satu orang guru mata pelajaran konten kreator di SD tersebut yang berinisial NB (22) sudah dinonaktifkan semenjak November 2023 sesudah mengajar selama kurang lebih satu tahun.

“Keterlibatan pada ranah hukum ini cukup kompleks, dengan dinamika yang berat, memberi pengaruh psikologis yang signifikan pada kepala sekolah yang berusaha buat menguak masalah ini. dia dengan gigih menegaskan supaya masalah ini dilaporkan,” jelasnya.

Elna mengatakan kalau kanak-kanak berumur 11-12 tahun itu pertama kali berani berbicara pada guru lainnya, yang setelah itu menyampaikan pada kepala sekolah buat langkah lebih lanjut.

Menurut kesaksian para murid, tersangka diduga melaksanakan pelecehan dengan cara memegang kemaluan murid, menempelkan pisau ke leher, mengajak melihat adegan film dewasa, sampai memberi contoh mengenai cara open booking out atau BO melewati aplikasi tertentu.

“Tersangka ini diduga sudah melanggar undang-undang perlindungan anak serta masalah pencabulan. Kami sudah melaporkan terduga tersangka dengan membawa bukti berwujud tulisan tangan anak-anak serta keterangan mereka, serta kelak bakal dilengkapi dengan visum psikiatri,” ungkap Elna.

Insiden ini tidak cuma berakibat pada mental anak-anak, tapi pula pada guru, termasuk kepala sekolah yang mempunyai anak selaku korban pada masalah itu.