Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Nasional Terbaru – Anak Panti Asuhan Digagahi Kepsek & Guru Agama

2 min read

Kabar tak sedap datang dari unia pendidikan. Seorang oknum Kepala Sekolah serta Guru Agama pada sebuah Sekolah Menengah Kejuruan Nusa Dirgantara, di Lombok Tengah, bertindak asusila kepada keenam siswinya yang mana masih duduk pada bangku semester pertama mereka. Mereka adalah AT (15 tahun), FF (15 tahun), RZ (17 tahun), AD (15 tahun )yang mana dititipkan pada Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Paramita Mataram. Sementara sisanya adalah BS (15 tahun) serta DY (15 tahun) yang diawasi oleh orangtuanya sendiri. Untuk saat ini pihak Lembaga Perlindungan Anak Nusa Tenggara Barat mengawal jalannya proses hukum pada Polres Lombok Tengah.

Joko Jumadi selaku Kepala Diisi Hukum dan Advokasi LPA mengatakan bahwa total dalam catatan laporan sementara ada 8 siswi yang telah terdata. Dengan catatan adalah, 2 siswi nyaris jadi korban sementara 6 siswi lainnya sudah terbukti jadi korban pencabulan oleh Kepala Sekolah, MJ serta Guru Agama, AW. “Berdasar hasil pemeriksaan, mereka ini sudah pasti jadi korban,” terang Joko, pada hari Rabu 21 Januari 2015. Perbuatan cabul ini tak dilakukan dengan cara bersama-sama oleh dua pelaku tersebut. Kadang pada sekali kesempatan saat masih di lingkungan sekolah, pelaku MJ memanggil di antara korban agar datang menuju ruang kerjanya. Lalu lakukan perbuatan tak senonoh itu dan berdalih menilai bagaimana untuk menjadi petugas pramugari.

Lalu, jika masih kecil, mereka pun disuruh untuk membesarkan. “Ini cuma akal-akalan saja,” ujarnya. Kemudian esok atau selang berapa hari, aksi bejat serupa pun akan dilakukan oleh AW. Akan tetapi lain dari aksi yang dilakukan oleh MJ, AW malah memakai cara yang berbeda. Ia kemudian mengajak korban untuk jalan-jalan namun diluar jam sekolah dan bermaksud untuk membawa korban menuju lokasi penginapan. Berdasar pengakuan dari RZ, korban dari nafsu sang kepala sekolah, kejadian tersebut sudah berulang semenjak bulan November. Pencabulan tersebut dilakukan ketika jam sepulang sekolah. “Saya jadi takut, jadi pilih tidak bersekolah lagi,” akunya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *