Fri. Jul 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Nasional – Penderita Autis Juga Manusia Biasa

2 min read

Penderita autis sering kali merasakan nasip yang tragis, mereka seakan-akan menjadi orang yang berbeda dikalangannya. Hal tersebut sama sekali tidak benar, penderita autis sama dengan manusia lainnya.

Mereka bukan orang yang berbeda. Yang mereka butuhkan sebenarnya perhatian semua kalangan. Tetapi masih saja banyak keluarga yang memiliki anak terlahir penderita autis merasa malu dengan titipan Tuhan tersebut. Mereka tidak pernah mengharapkan terlahir sebagai autis.

Pemikiran seperti ini harus segera di benarkan. Mereka sebenarnya sama dengan anak-anak lain, cara mendidikan juga tidak terlalu sulit. Hanya dalam proses tersebut mereka butuh perhatian yang cukup. Banyak sekali kejadian yang memprihatinkan menimpa kalangan penderita autis tersebut. Dan juga sangat banyak yang meregang nyawa. Berikut ini kejadian-kejadian tragis yang menimpa penderita autis. Seperti yang di lansir merdeka.com

  1. Mereka merawat ayahnya seorang diri

Di Kendari, Sulawesi Tenggara terdapat seorang anak perempuan penderita autis yang merawat ayahnya yang lumpuh karena penyakit strok. Dengan segala keterbelakang mental dia merawat ayahnya sendiri. Dia adalah Miranda (10), dia setiap hari berusaha merawat ayahnya yaitu Andi Sukri Sondo (55). Mereka tinggal di Jl Ir Soekarno Kel Dapu Dapura, Kec Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Aktivitas anak tersebut setiap hari merawat ayahnya dari mengambil makan di tempat tinggal sepupunya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Diketahui bahwa ayah Miranda seorang pengusaha kayu yang dulu mempunyai rumah sangat besar, mobil, motor, dia memiliki usaha rumah makan dan dia juga memiliki lahan pertanian. Semenjak dia sakit semua usaha yang dia bangun di kelola istrinya, dan sejak itu lah usahanya semakin bangkrut.

  1. Di lemparkan ke sungai

Seorang anak berusia 21 meredang nyawa ditangan ayahnya sendiri. Dia bernama Ferdi Haryadi yang di ceburkan ke sungai di bawah jempatan muara sungai oleh ayahnya Masriya bin Darfi (50). Ayah ferdi kesal dan malu dengan tingkah laku anaknya yang menderita autis, dia menganggap ferdi sudah mencemarkan nama baik keluarganya.

Awalnya korban di naikan ke motor, untuk diajak berkeliling, sebelum membuangnya, ferdi dibunuh dengan mengikat menggunakan tali tambang yang di sambungkan dengan sebuah bungkusan karung berisi tiga batu paving blok. Dia merasa sangat kesal karena ferdi telah melempari kaca sekolah menggunakan batu, mobil dan motor juga. Dia menyadari bahwa anaknya tersebut mengalami autis sejak kecil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *