Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kesehatan – Jaga Kesehatan Mental, Tak Ada Salahnya Cuti Sehari

2 min read

Di saat pekerjaan sehari-hari mulai terasa kian berat serta pikiran semakin suntuk, kalangan pakar kejiwaan menyarankan agar Anda tak segan minta cuti libur guna menjaga kesehatan mental. Namun sayangnya, banyak pegawai yang malah merasa terintimidasi oleh atasan saat meminta libur. Betapa tidak, ketika menghadap, mereka harus memberikan penjelasan perihal mengambil cuti kepada atasan.

Menurut konsultan dari My Life Coach, Amerika Serikat, Michael Caron cuti merupakan suatu hal yang sangat penting demi menjaga keseimbangan mental dari ancaman stres. Tidak perlu menunggu sakit. Selain itu, cuti sehari ini juga berbeda dari jatah liburan yang terkadang dijadikan waktu mendekatkan diri bersama keluarga maupun teman.

Libur untuk kesehatan mental ini dihabiskan sendiri, sama sekali tidak memikirkan pekerjaan, jauh dari masuknya pesan elektronik. Hal ini, menurut Caron bisa membantu menjauhkan stres serta dapat memicu munculnya ide-ide baru ketika bekerja kembali. “Sehari beristirahat dapat membuahkan 2 minggu yang jauh lebih produktif. Ketika kita sudah merasa lelah, kita pun menjadi lebih ceroboh ketika bekerja dan segalanya menjadi lebih lamban,” terag Caron seperti yang dikutip BBC, Jumat (1/4/2016).

Beratnya beban kerja di kantor pun tak boleh dianggap remeh. Pasalnya bila tekanan semacam ini terus-menerus dialami, risikonya dapat mengarah kepada gangguan mental. Demikian seperti yang dituliskan pada hasil studi yang dirilis dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine. Seberapa tingkat pentingnya menjaga kesehatan mental pada pekerjaan ini juga ditekankan dalam studi yang dilakukan para peneliti asal Swedia pada laporannya di dalam jurnal itu.

Para peneliti menganalisa data dari nyaris 12.000 pekerja di wilayah Swedia. Dalam 5 tahun, sedikitnya ada sekitar 8 persen dari kalangan pekerja yang mengambil cuti sakit. Sementara tiga perempat mereka yang mengambil cuti sakit yang dipicu oleh gangguan mental ini datang dari kalangan wanita. “Maka dari itu, disarankan agar para pekerja lebih memperhatikan trik yang dapat dilakukan dalam mengurangi risikonya,” kata Lisa Mater, seorang peneliti asal Karolinska Institutet, Stockholm.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *