Kasus Kriminal Terkini – TKI Pria Madura Bawa 1,7 Kg Sabu Malaysia

Petugas yang sedang bekerja di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Yogyakarta, telah berhasil dalam sebuah upaya guna menggagalkan aksi nekad penyelundupan barang haram narkoba berjenis sabu  dengan berat yang tercatat mencapai 1,797,5 kilogram di Bandara Adisucipto, pada hari Jumat (08/11/2013) yang lalu.

Barang bukti berupa sabu tersebut diakui tersangka telah disimpan di sebuah ruangan palsu dalam sebuah tas yang ia bawa bersamanya, tas itu dibawa oleh tersangka AF (26) tercatat adalah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari wilayah Madura. AF menceritakan bahwa dirinya telah menggunakan penerbangan dari pesawat Air Asia yang terdaftar dengan nomor penerbangan yakni AK-1324 sedianya dari Kuala Lumpur, Malaysia dan menuju ke Yogyakarta, Indonesia.

Diketahui bahwa tersangka AF sendiri telah tiba di Indonesia dan turun di Bandara Adisucipto siang hari yakni sekitar jam 13.30 wib. Pihak petugas sempat mencurigai tersangka karena ia memang menunjukan gerak gerik yang sepertinya mencurigakan. Untuk mencari tahu kebenaran dari kecurigaan petugas, maka mereka pun melakukan pemeriksaan. Dari upaya tersebut, petugas kemudian menemukan adanya sebuah benda aneh yang ada di dalam sebuah tas Elegant yang dibawa oleh AF tersebut.

Tahap lebih lanjut, dilakukan pemeriksaan menggunakan bantuan alat sinar x dan juga melakukan penggeledahan langsung, petugas pun berhasil menemukan sedikitnya dua buah paket dalam bungkusan masing masing besar dan kecil dimana dalam bungkusan tersebut ditemukan ada semacam serbuk yang berbentuk kristal. Dari temuan tersebut, tercatat bahwa berat kotor (beserta kemasan) dari bungkusan itu masing-masing yakni 1.549 gram dan satunya 248,5 gram.

“Hasil yang diperoleh dari uji lab memastikan, bahwa temuan ini adalah narkotika golongan 1,” jelas PLT Kakanwil Jateng DIY Totok Purwanto, ditemui dalam acara jumpa pers yang digelar di Aula Kantor Bea Cukai Yogyakarta, kemarin Sabtu (9/11/2013). Ia juga menambahkan, kasus ini merupakan pertama kali sindikat narkoba internasional memanfaatkan kurir pria. Karenan pada kasus terdahulu, sindikat narkoba sering menggunakan jasa kurir perempuan.