Headline News – Indonesia disadap, kemana SBY?
2 min read
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nampaknya masih belum bersikap terkait isu penyadapan oleh badan intelejen Amerika NSA yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini. Sepertinya, SBY lebih responsif terhadap persoalan pribadi dalam partai dibanding berita penyadapan yang sedianya juga mengganggu harkat martabat bangsa.
Terkait hal ini, Ramadhan Pohan, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Demokrat, mengatakan bahwa Presiden SBY tidak ada toleransi terhadap masalah kedaulatan bangsa. Akan tetapi sikap dari SBY, katanya, telah diwakilkan kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang diketahui telah memanggil sejumlah dubes dari negara yang bersangkutan.
“Sikap beliau (SBY) sama, tak ada tawar menawar soal kedaulatan bangsa. Mengenai martabat dan kedaulatan bangsa, dia (SBY) juga tidak akan ada tawar menawar,” dijelaskan Ramadhan saat mengikuti sebuah acara diskusi di Warung Daun, kawasan Cikini, Jakarta, pada hari Sabtu (9/11). Dia juga berpandangan, tentang sikap protes dari Menlu Marty Natalegawa guna mengevaluasi hubungan kerja sama terhadap Amerika dan juga Australia telah cukup keras. Hal ini juga didasari atas instruksi oleh Presiden SBY, lanjut dia.
“Kebetulan pada dua hari yang lalu saya pergi ke Australia dalam acara kunker Komisi I DPR dan bertemu Menteri Komunikasi Australia. Pemberitaan di sana cukup santer. Mereka melihat Marty tak seperti biasanya, biasanya lemah lembut, kali ini dia keras. Bukanlah sekedar pandangan secara pribadi, tapi lebih kepada sikap resmi dari pemerintah Indonesia,” ditegaskan Wasekjen Demokrat tersebut. Lain halnya dengan kanselir Jerman ataupun sejumlah kepala negara lain yang alat komunikasinya disadap secara langsung oleh Amerika, wajar saja jika mereka memberi protes keras, dijelaskan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah ditemui di kesempatan lain.
“Apa yang telah dilakukan oleh pak Menlu dalam mengeluarkan statement dengan tetap melaporkan dan juga selalu mendapatkan arahan langsung dari beliau (SBY), kesemuanya itu berangkat dari petimbangan oleh presiden dalam merespon. Dan hal ini malah membuat respon kita tetap terukur,” dijelaskan olehnya.
