Berita Nasional Terhangat – Layakkah Soeharto Jadi Pahlawan
2 min read
Djoko Santoso, yang merupakan Mantan Penglima TNI, menilai bahwa Soeharto pantas dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional. Diakuinya, jasa dari Soeharto selama dirinya menjabat Presiden terasa lebih besar dibanding kesalahannya. “Kalo saya pribadi, beliau memang layak mendapat gelar seorang pahlawan nasional,” katanya, ditemui di Kampus Institut AKPRIND, Yogyakarta, pada Sabtu (9/10/2013).
Djoko menganggap selama 32 tahun Soeharto memimpin, Soeharto miliki kekurangan serta kelebihan yang mana semua itu adalah manusiawi. “Menurut saya sendiri, Pak Harto memang beberapa hal ada yang kurang tepat, tapi Pak Harto memberi jasa yang banyak pula. Jasa beliau lebih besar timbang kekhilafan sebagai manusia,” kata pria dari Solo, Jawa Tengah itu.
Djoko pun menceritakan perjuangan dari Pak Harto saat menyelamatkan NKRI terhadap agresi militer kedua Yogyakarta. Kejadian 1 Maret 1949 tersebut kemudian dikenal dengan serangan ‘janur kuning’. “Beliau termasuk orang yang telah menyelamatkan negri ini dari penjajah, bahaya komunis, serta membebaskan Irian Barat, selain itu masih banyak lagi,” jelasnya.
“Kita harus ingat, bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghormati pahlawannya,” pungkasnya. Apa yang telah dilakukan oleh pak Harto merupakan tindakan yang mencerminkan sikap kepahlawanan sebagai pemimpin dan menjaga kedaulatan Negara Indonesia.
Lain halnya dengan keluarga besar Soeharto yang tak berharap beliau diberi gelar pahlawan nasional. Bagi pihak keluarga, yang terpenting adalah masyarakat mengenang jasa Soeharto. “Keluarga tidak meminta ataupun mengusulkan Pak Harto diberi penghargaan,” terang Titik Soeharto ditemui di Dusun Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, kawasan Bantul, Yogyakarta, pada Jumat (18/10/2013) yang lalu di sela kunjungan Presiden SBY ke memorial Jenderal H.M Soeharto.
“Yang terpenting adalah Pak Harto di mata rakyat Indonesia, dapat penghargaan ataupun tidak bagi kami Pak Harto adalah pahlawan keluarga,” katanya. Layak atau tidak Pak Harto mendapat gelar pahlawan nasional, kembali kepada Masyarakat Indonesia yang berhak menilai apakah kesalahan yang tertoreh oleh Soeharto dapat terhapus oleh segala jasa yang pernah beliau berikan kepada Negara selama masa kepemimpinannya silam.
