Kabar Kesehatan – Rasa Sakit Migrain Bisa Berkurang Dengan Ketamin

Migrain adalah salah satu kondisi yang paling umum dan melemahkan di Amerika Serikat. Meski ada terapi yang bisa membantu mengelola migrain, tidak semua pasian bisa meresepon. Sebuah studi baru menemukan bahwa ketamin, yang merupakan obat yang terutama digunakan sebagai obati bius, bisa menawarkan pengobatan alternatif.

Migrain adalah suatu kondisi yang ditandai dengan serangan berulang dari sakit kepala sedang dan berat, paling sering terjadi di satu sisi kepala. Beberapa orang dengan migrain mungkin juga mengalami gangguan penglihatan, seperti bintik buta, penglihatan terowongan, atau kebutaan sementara. Ini dikenal sebagai migrain dengan aura.

Menurut Migraine Research Foundation, sekitar 39 juta pria dan wanita di Amerika Serikat mengalami migrain, dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta setidaknya memiliki 15 kali serangan migrain setiap bulannya.

Ada beberapa obat dan terapi non-obat yang dapat membantu mencegah serangan migrain, atau paling tidak mengurangi tingkat keparahannya. Namun, beberapa pasien migrain gagal menanggapi perawatan yang ada, yang menyoroti kebutuhan akan pilihan terapeutik lebih banyak.

Dr. Erick Schwenk, direktur anestesi ortopedi di Thomas Jefferson Univesity Hospital di Philadelphia dan rekan-rekannya percaya bawha ketamin dapat memenuhi kebutuhan ini. Dalam penelitian barunya, Dr Schwenk dan timnya menemukan bahwa hampir tiga perempat pasien migrain yang diobati dengan obat tersebut mengalami penurunan intensitas nyeri migrain.

Para peneliti tersebut baru-baru ini mempresentasikan temuan mereka pada pertemuan tahunan Anestesiologi 2017 yang diselenggarakan di Boston.

Dalam penelitian mereka, para peneliti mengkaji data dari 61 pasien, yang semuanya memilki migrain yang sulit diobati, yang saat ini telah berhenti untuk merespon perawatan. Semua pasien diobati dengan menggunakan infus ketamin selama 3 hingga 7 hari. Ketamin adalah obat yang paling sering digunakan untuk anestesi, tapi mungkin juga digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, dan saat ini sedang diselidiki sebagai pengobatan untuk depresi.

Setelah perawatan tersebut, hampir 75 persen peserta penelitian melaporkan adanya pengurangan intensitas rasa sakit dari migrain mereka. Pada penelitian baseline, rata-rata tingkat nyeri migrain di antara peserta adalah 7,5 pada skala 1-10. Pada akhir penelitian, angka tersebut mengalami penurunan menjadi 3,4.