Thu. Apr 13th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Mikroba dalam Debu Rumah Menurunkan Bahan Kimia Penyebab Kanker Bagian 2

2 min read

Lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai mikroba dalam debu rumah dapat menurunkan bahan kimia penyebab kanker.

Untuk mengetahuinya, para peneliti menganalisis selembar karpet dari rumah tangga yang dipilih secara acak di Massachusetts, potongan karpet lain dari tiga rumah tangga di Ohio, dan sampel debu yang mereka kumpulkan dari penyedot debu di rumah yang sama.

Analisis laboratorium mengungkapkan ftalat dan mikroba, seperti yang diharapkan. Secara khusus, para peneliti menemukan DEHP penyebab kanker dalam konsentrasi yang lebih tinggi daripada phthalate lainnya.

Kemudian, para peneliti menyimpan potongan-potongan karpet pada tingkat kelembaban yang berbeda untuk memeriksa interaksi antara mikroba dan ftalat.

Mereka menemukan bahwa tingkat kelembaban yang lebih tinggi membantu mikroba debu berkembang biak, mencatat bahwa semakin tinggi kelembaban dan jumlah mikroba, semakin phthalate mikroba ini terdegradasi. Namun, menghancurkan ftalat yang berbahaya dapat menyebabkan lebih banyak bahaya kesehatan, jelas para peneliti.

“Kita bisa melihat bahwa ftalat merosot, tetapi produk sampingan dari degradasi itu bisa lebih berbahaya,” lapor rekan penulis studi Sarah Haines.

“Kita benar-benar perlu melihat itu lebih, terutama pada kondisi kelembaban relatif yang meningkat itu. Tidak dianjurkan untuk mempertahankan kelembaban relatif yang tinggi di rumah Anda karena meningkatnya potensi pertumbuhan mikroba.”

Tingkat kelembaban yang digunakan tim dalam penelitian ini hampir dua kali lipat dari rumah biasa. Ketika kelembaban terlalu tinggi, mikroba berkembang biak secara eksponensial, bersama dengan jamur dan jamur.

‘Gambar yang lebih besar’

Rekan penulis studi Karen Dannemiller, yang juga direktur Laboratorium Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan di The Ohio State University, mengomentari pentingnya temuan ini.

“Sebelumnya, orang-orang berpikir tidak ada banyak aktivitas mikroba yang terjadi di lingkungan dalam ruangan,” katanya. “Kami tahu mikroba dilepaskan dari kulit manusia atau dilacak dari luar, dan kami pikir mereka duduk di sana dan tidak melakukan apa-apa. Studi ini menunjukkan bahwa tidak selalu demikian.”

“Gambaran besarnya adalah bahwa memahami interaksi ini pada akhirnya dapat mengarah pada desain bangunan yang lebih baik untuk mencegah paparan senyawa berbahaya ini,” tambah Dannemiller.

“Kita tahu bahwa bahan kimia dan mikroba ada di sana, jadi bagaimana kita bisa membuat bangunan tersehat yang kita bisa?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *