Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Kesehatan Mental Dapat Mempengaruhi Memori Beberapa Dekade Kemudian Bagian 1

2 min read

Penelitian baru dari Inggris menemukan bahwa orang yang mengalami episode depresi berulang selama masa dewasa lebih berisiko mengalami masalah memori di kemudian hari.

Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa depresi dan masalah kesehatan mentallainnya dapat memengaruhi daya ingat seseorang dalam jangka pendek.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Cognition and Emotion pada 2016 menemukan bahwa orang dengan disforia – perasaan tidak bahagia atau ketidakpuasan yang sering merupakan gejala depresi – memiliki memori kerja yang lebih buruk daripada orang yang tidak memiliki masalah kesehatan mental.

Namun, sekarang, para peneliti dari University of Sussex di Brighton, Inggris telah menemukan bukti bahwa hubungan mengalami masalah kesehatan mental sepanjang masa dewasa dengan masalah memori pada usia 50 tahun.

Implikasinya, kata penulis studi Darya Gaysina, adalah bahwa “semakin banyak episode depresi yang dialami orang di masa dewasa mereka, semakin tinggi risiko gangguan kognitif yang mereka miliki di kemudian hari.”

“Temuan ini menyoroti pentingnya manajemen depresi yang efektif untuk mencegah perkembangan masalah kesehatan mental berulang dengan hasil negatif jangka panjang.”

Darya Gaysina

Dalam studi longitudinal baru, temuan yang muncul di British Journal of Psychiatry , para peneliti menganalisis data 9.385 orang yang lahir di Inggris pada tahun 1958, yang dikumpulkan oleh Studi Pengembangan Anak Nasional (NCDS) .

Studi baru ini adalah yang pertama untuk melihat hubungan jangka panjang antara kesehatan mental dan kognitif.

Masalah kesehatan mental dan memori

Sampai saat ini, NCDS telah mengikuti kohort ini selama lebih dari 60 tahun, mengumpulkan informasi tentang kesehatan masing-masing peserta pada usia 7, 11, 16, 23, 33, 42, 44, 46, 50, dan 55 tahun.

Selain itu, para peserta ini melaporkan gejala afektif mereka pada usia 23, 33, 42, dan 50 tahun dan setuju untuk mengambil memori dan tes fungsi kognitif lainnya ketika mereka mencapai usia 50 tahun.

Gaysina dan rekannya melihat seberapa sering peserta mengalami gejala kesehatan mental selama masa studi dan menilai kinerja mereka dalam hal fungsi memori pada usia 50 tahun.

Para peneliti menggunakan tes penarikan kata untuk menilai memori peserta, dan mereka juga mengevaluasi memori verbal setiap orang, kefasihan verbal, kecepatan pemrosesan informasi, dan akurasi pemrosesan informasi.

Bersambung ke bagian dua …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *