Kabar Internasional – Seorang Anggota Partai Ditembak Mati Di Luar Bandara Myanmar

Seorang pengacara Muslim terkemuka dan anggota dari partai yang berkuasa di Myanmar telah ditembak mati. Pihak yang berwenang mengatakan bahwa ia ditembak mati bersama dengan seorang sopir taksi di luar area dari bandara internasional Yangon.

Ko Ni yang merupakan seorang anggota dari Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Auung San Suu Kyi telah ditembak mati saat ia masuk ke sebuah taksi di luar pintu kedatangan bandara pada sekitar puku; 05:00 sore waktu setempat oleh seorang pria bersenjata yang tak dikenal yang juga menembak mati pengemudi taksi tersebut.

“Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, Ko Ni dan pengemudi taksi telah tewas. Seorang pria yang tak dikenal menembak dirinya di bagian kepala ketika dia mencoba memanggil taksi, pelaku penembakan tersebut akhirnya berhasil ditangkap,” kata seorang petugas keamanan di bandara yang meminta namanya untuk tidak disebutkan.

Zaw Htay, seorang juru bicara di kantor kepresidenan mengatakan bahwa Ko Ni baru saja kembali dari kunjungan dirinya sebagai delegasi dari pemerintah Myanmar ke Indonesia.

“Ia ditembak ketika tengah menunggu kendaraan di luar benadara. Ko Ni meninggal di lokasi kejadian,” kata Zaw Htay.

Wilayah perbatasan Myanmar telah kerap terjadi konflik selama beberapa dekade terakhir dengan pemberontakan dari etnis minoritas, dan dalam beberapa tahun terakhir, Myanmar telah menyaksikan gelombang sentimen anti Muslim, yang didukung oleh kelompok garis keras nasionalis Buddha.

Ko Ni adalah anggota lama dari NLD dan merupakan seorang penasihat hukum partai tersebut, ia kerap berbicara dalam mendukung toleransi beragama dan pluralisme. Pada akhir tahun 2015 silam, parta NLD yang dipimpin oleh Auung San Suu Kyi meraih kemenangan dalam pemilihan umum, yang kemudian mengakhiri selama satu dekade kepemimpinan militer di negara tersebut.

Auung San Suu Kyi juga telah menghadapi kecaman secara internasinonal atas kegagalan dirinya untuk mengkritik tindakan keras militer yang sedan berlangsung terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya di negara bagian barat dari Rakhine.

Sejak terjadinya tindakan kekerasan pada bulan Oktober tahun lalu, setidaknya 66.000 orang etnis Rohingya melarikan diri ke negara Bangladesh setelah aparat militer dituduh telah melakukan tindakan kekerasan.