Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Ekonomi Nasional – Krisis Ekonomi Indonesia Tidak Akan Seperti 1998 Lalu

2 min read

Wapres (Wakil Presiden) Jusuf Kalla berkata jika melemahnya rupiah yang tengah terjadi tidak akan menyebabkan kondisi ekonomi Indonesia turun seperti ketika tahun 1998 lalu. Pada saat itu, krisis di Indonesia dikarenakan sektor perbankan. Kondisi itu jelas jauh berbeda dengan saat ini.

Jusuf Kalla merasa sangat yakin yang dikarenakan oleh perbankan tidak akan terulang sebab peraturan pada saat ini jauh lebih ketat. “Yang harus kita lakukan saat ini adalah efisiensi, hanya itu.”ungkap Jusuf Kalla, Jumat, 21 Agustus 2015 di Kantor Wakil Presiden.

Menurut Jusuf Kalla, melemahnya ekonomi pada saat ini dikarenakan menurunnya daya beli lantaran ekonomi Cina yang sedang melemah. Pelemahan tersebut membuat industri dalam negeri melambat. “Pada saat ini bank memang dapat terkena dampak, akan tetapi semoga tidak terjadi.”

Tidak hanya itu, menurutnya melemahnya rupiah juga dikarenakan kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil, salah satunya adalah devaluasi mata uang Cina. Hal ini membuat harga minya dunia dan saham terus mengalami penurunan.

Jusuf Kalla juga mengatakan tidak hanya ada di Indonesia, melemahnya mata uang pada dolar Amerika saat ini juga tengah terjadi di negara-negara Asia yang lain. “Kan saat ini memang kondisinya begitu, ekonomi di Asia terus mengalami penurunan yang membuat dana keluar banyak dari Asia menuju ke Amerika Serikat.”

Menurut Jusuf Kalla, pemerintah sudah mengurangi tingkat pemakaian dolar Amerika. Bahkan, BI (Bank Indonesia) telah mengeluarkan kebijakan terkait pemakaian mata uang dolar. Usaha yang lain yaitu adalah menurunkan nilai impor serta menaikan nilai ekspor.

“Menaikan ekspor memang tidak dapat semudah itu sebab hal itu produksi di dalam negeri juga wajib meningkat. Sulit, tetapi wajib tetap kita lakukan.”

Pergerakan nilai mata uang rupiah di pasar spot pada hari ini berakhir pada level Rp. 13.941 per dolar Amerika Serikat, terdepresiasi 56 poin atau mengalami penurunan 0,40% dari nilai akhir kemarin. Dalam dunia perdagangan, rupiah juga sempat berada pada level psikologis yaitu pada angka Rp. 14.000 per dolar Amerika Serikat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *