Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Jusuf Kalla : Belajar Dari Pengalaman Krisis 1998

2 min read

Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla berkata jika salah satu faktor penyebab Indonesia terjebak dalam krisis di tahun 1998 lalu adalah terlalu percaya terhadap IMF (International Monetary Fund). Padahal pada saat itu, dirinya menganggap langkah yang diambil oleh IMF keliru ketika menyelesaikan sebuah krisis.

Menurut Jusuf Kalla, IMF (International Monetery Fund) pada saat itu menyelesaikan permasalahan inflasi dengan memakai bunga. Akibat hal itu adalah bunga mengalami naik turun. “Bunga itu adalah bagian dari ongkos. Semakin besar bunga, maka inflasi akan semakin besar, akhirnya saling berkejaran.”ungkap Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan dalam acara bedah buku Reinventing Indonesia, Rabu, 9 September 2015 di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.

Bahkan ketika bertemu dengan Direktur Pelaksana International Monetery Fund (IMF) yaitu Chritine Lagarde beberapa saat yang lalu, Jusuf Kalla langsung mengaku jika dirinya merasa kecewa terhadap Lagarde.

“Saya mengatakan ‘Anda memiliki dosa yang sangat besar. Anda ingin menyeleseikan sesuatu dengan moneter saja.”ungkap Jusuf Kalla.

Tidak hanya terlalu percaya pada IMF (International Monetery Fund), Jusuf Kalla juga beranggapan jika kesalahan lain yang telah dilakukan oleh Indonesia adalah terlalu percaya terhadap beberapa hal yang dianggap sebuah solusi tetapi justru mempunyai potensi kriminal. Akibat itu semua, krisi bukan selesai tetapi justru semakin membesar.

Dirinya memberikan contoh tentang cara mengatasi krisis yang terjadi tahun 1998 lalu. Pada saat itu, seluruh orang merampok banknya sendiri serta meminta bayaran terhadap pemerintah. Bahkan, beberapa yang harus dibayarkan oleh pemerintah hingga Rp. 190 T. “Dan itu bunganya hingga saat ini usai 20 tahun masih tetap dibayar, dan kita tidak mengetahui kapan ini semua akan selesai.”

Hal itu yang bagi Jusuf Kalla wajib menjadi sebuah pembelajaran serta pengalaman untuk masa depan Indonesia. “Inilah bedanya antara guru dan pengalaman, jika seorang guru, mereka akan memberikan pelajaran terlebih dahulu kemudian melakukan ujicoba. Akan tetapi, jika pengalaman, mereka akan memberikan ujian terlebih dulu baru mengajarkan.”tutur Wapres Jusuf Kalla.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *