Internasional – Brexit Berakibat Hampir 10 Ribu Orang Memilih Pindah ke Selandia Baru

Lembaga Keimigrasian Irlandia sedang mengalami hari hari sibuk di kantor mereka, sejumlah orang dikabarkan melakukan permintaan paspor ketika Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa. Kan tetapi data baru dari kantor imigrasi Selandia Baru menunjukkan Irlandia bukan satu satunya negara yang tengah dibanjiri oleh permintaan izin tinggal di negara lain.

Jumlah warga Inggris yang ingin pindah ke Selandia Baru telah meningkat hampir sepuluh kali lipat sejak referendum pada bulan Juli kemarin. Menurut imigrasi Selandia baru, mereka mencatat sekitar 10.647 orang telah mendaftar dalam waktu 49 hari setelah pengumuman hasil referendum yang memutuskan Inggris memilih Brexit.

Sebanyak 998 warga negara Inggris terdaftar di imgrasi Selandia Baru pada tanggal 24 Juni kemarin, dan hanya 109 orang terdaftar di hari sebelumnya. Angka sebesar 10.647 ini naik dua kali lipat dari jumlah orang yang terdaftar di tahun yang lalu, yang tercatat hanya mencapai 4.599 orang terdaftar.

Seorang juru bicara untuk kantor imigrasi mengatakan bahwa mereka biasanya menerima 3.000 pendaftaran izin tinggal dari warga Inggris dengan alasan pendidikan, bekerja atau melakukan investasi di Selandia Baru per bulan, namun jumlah angka pendaftar tersebut hanya untuk izin tinggal sementara di Selandia baru dan bukan pengajuan visa.

Beberapa hari setelah Inggris memilih untuk berpisah dengan Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Irlandia, Charlie Flanagan menghimbau agar warga inggris yang menginginkan paspor Irlandia untuk segera berhenti mendaftarakan dirinya, karena hal itu memberikan tekanan yang signifikan terhadap sistem.

Irlandia sendiri telah menerima lebih dari 4.000 permintaan dari warga Inggris apakah mereka memenuhi syarat untuk berpaspor Irlandia dan bisa tinggal di negara bagian dari Uni Eropa setelah tiga hari dari keputusan yang dambil oleh Inggris. Irlandia sendiri rata rata menerima pertanuaan dari warga negara lain sebanyak 200 permintaan.

Profesor Paul Spoonley, seorang profesor sosiolog di Universitas Massey mengatakan bahwa seorang Presiden yang memimpin Amerika Serikat akan membuat warganya melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan warga negara Inggris.

“Saya mengantisipasi bahwa pasca Brexit dan Jika Trump terpilih menjadi Presiden AS, anda akan melihat lonjakan yang sama orang disana untuk pindah ke Selandia Baru,” ujar sang profesor.