Wed. Apr 19th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Internasional Terbaru – Tanah Adat Aborigin Dijadikan Tambang, Warga Protes

2 min read

Diberitakan bahwa masyarakat aborigin pada kawasan Wangan serta Jagalingou (W&J) pada Central Queensland, Australia, menyatakan penolakan terhadap hadirnya satu dari proyek tambang untuk batu bara yang terbesar dunia dengan taksiran senilai 16 miliar dolar (setara Rp 160 triliun). Sementara rencana terhadap penambangan batu bara pada kawasan Galilee Basin tersebut saat ini digugat warga lokal. Gugatan tersebut berdasar pada Hak Tanah Adat (Native Title) dan dinyatakan sebagai perkara hukum terbesar sehubungan dengan tanah adat selama 2 dekade terakhir ini.

Di hari Kamis (26/3/2015), sejumlah perwakilan dari warga W&J menyetorkan deklarasi penolakan terhadap tambang pada wilayah seluas 200 km persegi tersebut secara resmi pada pihak ketua DPR untuk negara bagian Queensland. Berdasar pada pengakuan dari warga W&J yang mengklaim kepemilikan dari hak tanah adat Galilee Basin pada tahun 2004, menyebut bahwa penambangan pada daerah tersebut dapat menghancurkan warisan budaya milik mereka.

“Kami menamakannya dengan Mundunjurra, yakni pemberi air. Air yang muncul dari tanah lalu mengalir seraya menghidupi semua kawasan diantara Sungai Carmichael serta Sungai Belyando, sampai ke kawasan Burdekin hingga akhirnya ke laut,” papar Adrian Burragubba, tokoh masyarakat W&J pada ABC. “Ini merupakan awal dari kehidupan untuk kami. Kami juga menganggap tanah ini adalah asal kami, dan mimpi kami. Bila tanah ini ditambang, segala yang berhubungan dengan leluhur, hukum serta adat kami bisa hancur,lanjut tambah Adrian.

Warga W&J menilai HAM mereka dalam Deklarasi PBB terkait Hak Penduduk Asli tak memiliki perhatian yang semestinya. Adrian Burraguba mengatakan bahwa berdasar pengalaman kasus tanah adat, akan sulit untuk masyarakat lokal menjelaskan hubungan mereka terhadap tanah sengketa yang terdampak aktivitas penambangan. “Biasanya kita sudah berhenti bahkan sebelum gugatan,” terangnya. Sesuai rencana, perusahaan asal India yang bernama Adani, segera lakukan menambangan pada kawasan wilayah itu. Juru bicara Adani, Adrian Burragubba tak dapat berbicara mewakili seluruh warga W&J. kendati demikian pihak penambang masih mengupayakan mediasi bersama warga lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *