Info Bilateral Internasional – Dimata-matai AS Meksiko Marah
2 min read
Pemerintah Meksiko berang setelah sebuah laporan NSA yang memata-matai presiden mereka pada tahun 2010 bocor. Kotak E-mail milik Felipe Calderon yang pada 2010 silam menjabat sebagai orang nomor satu di Meksiko itu disadap oleh Badan Nasional Keamanan (NSA) milik Amerika Serikat.
Pihak Kementerian Luar Negeri Meksiko telah mengecam keras tindakan intelijen NSA tersebut terhadap Calderon, yang pada saat ini telah pensiun menjabat Presiden Meksiko. Laporan kegiatan mata-mata NSA itu menjadi headline media Jerman, Der Spiegel, yang mendapat info dari bocoran seorang mantan kontraktor NSA, Edward Snowden. “Aktifitas mata-mata tidak bisa dibiarkan, ilegal, dan juga bertentangan terhadap norma hubungan kedua negara,”demikian cuplikan bunyi kecaman Kementerian Luar Negeri Meksiko, seperti yang dikutip oleh BBC pada hari Senin (21/10/2013).
Kementerian itu serta merta mendesak Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, guna segera menyelesaikan masalah tersebut dengan melakukan investigasi menyeluruh hingga benar benar tuntas. ”Di dalam hubungan bermitra dan bertetangga, alangkah baiknya tidak ada kegiatan untuk praktik dugaan ataupun mata-mata,” seperti itulah lanjut pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Meksiko tersebut.
Dari bocoran yang telah diberikan oleh Snowden, diketahui bahwa Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, juga pernah menjadi objek mata-mata NSA. Ketika itu adalah saat sebelum ia diangkat menjadi presiden pada tahun 2012. Selain itu, dilaporkan juga bahwa Presiden Brazil terpilih, Dilma Rousseff juga sempat menjadi sasaran kegiatan para mata-mata NSA itu.
Dalam gelaran pertemuan G20 di Rusia yang diadakan pada bulan lalu, Presiden Amerika Serikat, Obama dalam pidatonya telah berjanji guna mengadakan penyelidikan hingga tuntas terhadap tuduhan aktifitas spionase yang telah terjadi kepada Rousseff dan Pena Nieto. Seperti apa yang dikutip dari berita BBC, menyikapihal ini Pena Nieto mengatakan bahwa apabila tuduhan tersebut memang sesuai dan juga benar adanya, maka harus diberlakukan sanksi yang sesuai. Pena Nieto berpikir demikian karena, ia menangkap bahwa apa yang telah disampaikan oleh presiden Obama adalah sebuah komitmen untuk melakukan penyelidikan secara tuntas.
