Berita Politik – Rupiah Menguat Berkat Euforia Jokowi
2 min read
Diberitakan bahwa nilai tukar rupiah pada dollar AS kian menguat di awal perdagangan hari Selasa (21/10/2014). Adanya euforia politik, terlebih terkait komposisi dari kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla, diharap dapat menopang laju pertahanan rupiah pada jangka pendek. Seperti yang dikutip pada data Bloomberg, pada pasar spot pagi rupiah dilaporkan menguat pada posisi 12.004 dibanding pada penutupan kemarin 12.032. Bahkan tak lama usai dibuka mata uang garuda tersebut naik sampai di kisaran Rp 11.974 per tiap dollar AS.
Langkah dari Bank Sentral Uni Eropa (ECB) yang pada akhirnya mengeksekusi dari program pembelian obligasinya malam lalu juga berhasil mendorong adanya penguatan terhadap euro meski hanya tipis saja. Imbal dari hasil Bund yang menurun juga ikut mendorong turunnya imbal dalam hasil US Treasury. Pada hari ini akan ditunggu data di PDB China triwulan tiga pada tahun ini yang mana diperkirakan akan melambat jadi 7,2 persen tahunan. Sedangkan melemahnya dollar AS pada pasar global dapat menghadirkan angin segar terhadap penguatan mata uang yang ada di Asia.
Dalam riset Samuel Sekuritas Indonesia, jebloknya angka PDB China dapat memicu penguatan terhadap dollar AS pada hari ini. Rupiah dapat menguat tajam bahkan mengungguli penguatan mata uang Asia lain sampai dengan kemarin sore. Namun tak dapat dipungkiri bahwa situasi global juga masih mendukung adanya sentimen penguatan rupiah walau momen inagurasi Jokowi kemarinlah yang menjadikan rupiah berhasil memimpin adanya penguatan.
Namun saat menyimak euforia yang tak akan bertahan dengan lama seperti yang terlihat pada IHSG yang berhasil menguat hingga lebih dari 1 persen pada pembukaan, pada akhirnya hanya akan menguat pada 0,23 persen saat penutupan. Pengumuman dari Kabinet Kerja Jokowi juga masih dinantikan oleh kalangan investor. “Sisa dari euforia oleh situasi domestik dan melemahnya dollar AS dapat mendorong penguatan rupiah pada hari ini namun buruknya PDB China dapat menghadirkan sedikit tekanan dalam pelemahan kepada semua mata uang Asia,” ditulis Samuel Sekuritas Indonesia pada risetnya pagi ini.
