Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Kemiskinan, Desa Samunti Hanya Sisa 10 Keluarga

2 min read

Faktor kesulitan hidup yang terdapat pada kawasan perbatasan yang tidak tersentuh oleh aspek pembangunan telah memaksa warga yang hidup Desa Samunti, Kec. Lumbis Ogong, Kab. Nunukan, di Kalimantan Utara, lebih memilih untuk tinggalkan kampung halamannya demi mencari pekerjaan. Mereka memilih untuk pergi ke Malaysia maupun menuju Ibu Kota dari Kabupaten lokal.

Bagalu yang merupakan Kepala Desa Samunti menjelaskan bahwa dari sejumlah 80 keluarga yang tinggal pada desa tersebut, ada sejumlah 50 keluarga yang terpaksa untuk mencari pekerjaan ke Nunukan, lantaran kian sulit untuk menemukan kayu gaharu yang awalnya menjadi sumber pekerjaan utama para penduduk.

“Mereka emudian lebih memilih untuk mencari pekerjaan di sini. Untuk menjadi kuli tebas jika ada yang menyuruh ataupun bekerja di rumput laut memasang bibit. Mereka harus keluar dari kampung sebab sulit untuk cari uang dari kampung. Ditambah lagi di kampung tak tersentuh adanya pembangunan, utamanya adalah penerangan, kesehatan, pendidikan, jalan pun belum ada, komunikasi pun juga susah pada kampung saya,” kata Bagalu, pada Kamis (13/11/2014).

Kemiskinan tersebut juga memaksa 20 keluarga yang ada di Desa Samunti harus mau eksodus menuju Malaysia. Mayoritas dari mereka bekerja untuk menjadi pekerja pada perkebunan sawit milik masyarakat Malaysia. “Mereka ini telah 10 tahun tinggal di Malaysia. Mereka menetap pada Nabawan Sabah di Malaysia. Perjalanan 4 jam dari Desa Samunti dengan memakai longboat. Banyak dari mereka yang bekerja pada kebun sawit dan kebanyakan mereka ini masih memiliki kewarganegaraan Indonesia,” lanjut Bagalu.

Maka dari itulah, saat ini tersisa 10 keluarga yang ada pada Desa Samunti. “Itulah, maka saya berharap pada Pemerintah lebih memperhatikan nasib kami dan sudi membangun desa kami. Jika pembangunan pada kampung kami memang ada, kemungkinan mereka juga akan memilih untuk kembali ke kampung. Kini mereka pulang jika ada acara kawinan. Sebab jika ingin pulang pun juga sangat mahal. Biayanya sebesar Rp 600 ribu untuk naik speedboat. Perlu 2 hari guna pulang ke desa,” aku Bagalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *