Berita Nasional – Dagang Senjata Pada Kelompok Disintegrasi, Polisi Dipecat
2 min read
Pihak Polsek Nduga, Jayapura diberitakan melakukan pemecatan terhadap Briptu Tanggap Jikwa, yang merupakan seorang anggota dari Polsek Nduga, lantaran oknum tersebut diduga telah menjual amunisi serta senjata pada kelompok bersenjata dan tergabung ke dalam pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB). Proses pemecatatn yang dilakukan terhadap Briptu Jikwa tersebut telah melalui pihak majelis hakim pada sidang Komisi Kode Etik dan Profesi (KKEP) dimana dipimpin oleh Kompol Irwan yang sekaligus menjadi atasan dari penghukum (ankum).
Agenda sidang yang diadakan pada kawasan aula Polda Papua tersebut menghadirkan sang tersangka, Briptu Tanggap Jikwa dimana ia juga ditangkap bersama dengan 5 anggota dari kelompok bersenjata yang juga tergabung pada TPN PB di wilayah Wamena, pada tangal 26 Oktober yang lalu. Pada sidang yang dilangsungkan secara terbuka untuk umum tersebut, terungkap bahwa tersangka telah menjual sedikitnya 29 butir amunisi serta 2 magasin pada kelompok bersenjata yang diketahui adalah kelompok Rambo Wonda ataupun kelompok Derius Wanimbo serta mendapat uang senilai Rp5.500.000.
Sejumlah amunisi beserta magasin tersebut sisapat dari Robert Wanimbo yang merupakan pamannya sebagai anggota TNI serta menjalankan tugas di Aceh dan juga berasal dari Serda Arsad Wapkat yang merupakan anggota TNI berdinas pada Koramil Kurima. Dari nama Serda Arsad tersangka mendapat sejumlah 231 butir amunisi jenis SS1. Selain halnya telah terbukti menjual amunisi tersebut, Briptu Jikwa pun tercatat sempat lakukan 3 kali tindak pelanggaran yang mana diantaranya adalah menghilangkan senjata pada waktu dinas pada Polsek Sinakma.
Sosok Tanggap Jikwa termasuk menjadi anggota kepolisian semenjak tahun 2007 lewat program polisi Otsus kemudia ia mendapat didikan pada SPN Singaraja, di wilayah Denpasar. Sementara untuk kelima anggota dari kelompok bersenjata yang lainnya yang telah ditangkap oleh tim khusus Polda Papua tersebut di antaranya adalah Rambo Wonda serta Derius Wanimbo. Pemecatan tersebut menjadi bentuk konsistensi dari jajaran kepolisian terhadap para anggotanya yang telah terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan menjadi pelajaran bagi para personil yang lain untuk pembelajaran.
