Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Heboh Pemusnahan Ribuan Skripsi UIN Makassar

2 min read

Diberitakan bahwa UIN Alauddin Makassar membuang skripsi, tesis, serta disertasi mahasiswa yang jumlahnya mencapai ribuan. Faktor efisiensi tempat serta akses menjadi alasannya. Ada pihak yang setuju, namun ada pula yang tidak. Lalu bagaimana dengan mahasiswanya? “Skripsi merupakan wujud karya intelektual mahasiswa yang perlu dihargai,” kata Andi Eko Manggalaputra, seorang mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin tahun angkatan 2013, hari Kamis (3/3/2016).

Eko tak setuju bila skripsi maupun karya ilmiah mahasiswa dibuang dan dimusnahkan. Ia sendiri melihat bahwa perpustakaan kampusnya masih sanggup untuk menampung koleksi itu. “Saya lihat perpustakaan UIN masih sanggup menampung. Skripsi juga sangat diperlukan buat dijadikan referensi penelitian mahasiswa yang lain,” katanya. Pembuangan karya ilmiah ini jadi ramai dibahas saat foto skripsi berserakan diunggah ke media sosial. Dalam foto terlihat Skripsi yang dalam kondisi cukup baik berserakan di luar gedung.

Sementara Quraisy Mathar selaku Kepala Pusat Perpustakaan UIN Alauddin mengklarifikasi pembuangan skripsi serta karya ilmiah itu. Hanya, ia memastikan bahwa skripsi yang masih dinilai layak, akan discan guna disimpan pada website UIN Alauddin sebelum pemusnahan. “Semenjak kampus ini berdiri puluhan tahun lalu, ini baru yang pertama kali proses “penyiangan” alias pemusnahan, nantinya akan dipisahkan mana yang layak di-scan, dan mana yang rusak dimakan rayap maupun kertasnya sudah lengket,” terang Quraisy.

Di lain pihak, Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay menilai bahwa langkah ini janggal. “Tak semestinya perpustakaan UIN Alauddin membuang karya akademik seperti ini. Ada sejumlah hal yang menjadikan tindakan ini dinilai aneh serta janggal,” ujar Saleh pada wartawan, hari Kamis (3/3/2016). “Mengapa semenjak awal  buat peraturan mahasiswa wajib mengirimkan salinan karyanya pada perpustakaan. Nah, kalaupun memang tak dihargai atau mau dibakar, tentunya tak perlu dikirim hard copy-nya pada perpustakaan. Kalaulah mau disimpan bentuk digital, tentunya akan lebih mudah serta murah,” kata politikus PAN tersebut.

UIN Alauddin menilai bahwa pembuangan karya mahasiswa ini merupakan langkah prosedur. Mereka sudah mengunggah materi karya ilmiah itu secara online. Selain dari itu, mereka beralasan tempat untuk penyimpanan sudah tak layak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *