Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Internasional – ISIL Kuasai Pabrik Senjata Kimia Saddam

2 min read

Dikabarkan kawasan Irak semakin memanas, sejumlah serangan dari kelompok militan Sunni juga kian sering dilancarkan pada sejumlah daerah di Irak. Bahkan kelompok militan yang menamakan dirinya Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) itu saat ini sudah merebut serta mengambil alih salah satu dari bekas pabrikan senjata kimia milik Saddam Hussein. Akan tetapi meskipun berhasil direbut, diyakini bahwa pabrik tersebut tidak akan mampu memproduksi senjata kimia kembali.

“Kami juga mengetahui bahwa kelompok ISIL sudah menduduki komplek Al Muthanna,” ujar Jen Psaki, juru bicara dari Departemen Luar Negeri AS seperti yang dilansir oleh kantor berita AFP, hari Jumat (20/6/2014). Akan tetapi menurut Psaki pula, sejumlah militan ISIL tidak akan sanggup membuat senjata kimia yang dapat dipergunakan dari lokasi itu. Ini dikarenakan oleh material yang tertinggal pada pabrik itu sudah berusia sangat lama serta sangat berat untuk dimuat.

“Kami masih mengkhawatirkan tentang pendudukan pada tiap komplek militer oleh kelompok ISIL ini. Namun kami tetap tak yakin apabila komplek tersebut memiliki material untuk senjata kimia maupun nilai militer juga akan teramat sulit, bahkan mustahil, untuk dapat mengangkut material-material itu,” ujar Psaki. Menurut sejumlah data yang ada pada badan intelijen AS, CIA, kompleks bernama Al Muthanna itu terletak pada sekitar 72 KM dari barat laut wilayah ibukota Baghdad. Diketahui bahwa pabrik senjata kimia itu memulai produksi gas-gas mustard serta agen saraf yang lain, termasuk pula sarin di awal era 1980-an, tidak lama usai Saddam Hussein memegang kuasa.

Program dari senjata kimia pada pabrik itu makin ditingkatkan dan sempat mencapai puncaknya pada peperangan diantara Iran dan Irak. Pabrik tersebut telah memproduksi sejumlah 209 ton dari gas sarin di tahun 1987 serta sejumlah 394 ton gas sarin di tahun 1988. Menurut data yang dimiliki oleh pihak CIA, pabrik itu ditutup usai pecahnya perang Teluk, yaitu tepatnya usai pihak PBB menyatakan resolusi dimana melarang kemampuan dari Irak guna memproduksi bentuk senjata kimia berbahaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *