Berita Dunia – Rusia Optimis Militernya Sanggup Habisi ISIS

Seperti yang diketahui bahwa federasi Rusia mulai pekan yang lalu secara resmi turut memerangi keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS. Pangkalan udara yang ada di Heymin, Suriah, pun dijadikan sarang burung besi Sukhoi kebanggan Negeri Beruang Merah tersebut yang sibuk menghujani markas-markas ISIS dengan bom.

Mikhail Galuzin, Duta Besar Rusia untuk Indonesia saat konfrensi persnya menyatakan bahwa Rusia amat yakin menyerang posisi teroris paham khilafah yang tercatat sudah menyebar hingga Afrika serta Timur Tengah tersebut. “Kami sudah menyertakan pasukan militer Rusia untuk memerangi kelompok teroris yang ada di Afrika serta Timur Tengah dimana hal ini merupakan aksi yang legal,” terang Galuzi dari kediamannya di Jakarta Selatan, hari Selasa (6/10).

Walau begitu, Galuzin tetap menyayangkan adanya berita miring sehubungan dengan serangan udara Rusia yang dilaporkan justru menewaskan warga sipil serta anak kecil yang ada di Suriah. Ia pun menuding bahwa isu tersebut sengaja disebar oleh media Barat. “Kami merasa kecewa atas pemberitaan itu padahal serangan kami masih belum dimulai dimana personil militer kami pasti akan selalu menjelaskan sejelas-jelasnya terkait apa saja yang sudah kami lakukan serta target apa saja yang hendak dilumpuhkan,” katanya.

Dubes Galuzin juga menambahkan bahwa apa yang akan dilakukan oleh Rusia ini telah melalui prosedur legal serta dipresentasikan sebelum diterapkan di medan perang. “Hal ini telah kami paparkan sebelumnya, dimana akan menjalani masa awal 5 bulan lalu apabila hasilnya positif, akan kami teruskan. Tetapi kami memang tidak akan ada disana (Suriah) untuk selamanya,” tutup Galuzin.

Mulai akhir pekan yang lalu, sederet pesawat tempur milik Rusia diantaranya Sukhoi Su-34, Su-24M, sampai Su-25 menargetkan obyek vital yang dikuasai oleh ISIS pada Kota Hama, Homs, Idlib dan Latakia. Di lain sisi, Amerika Serikat beserta sekutu Baratnya mengecam upaya Rusia yang dituding memicu kondisi Suriah yang kian memburuk jika dilakukan tidak berhati-hati. Utamanya apabila bekas negara komunis tersebut justru menyentuh markas pemberontak anti-Assad, dan mengesampingkan ISIS yang terus saja mengganggu semua kubu.