Kesehatan – Kebiasaan Berbagi, Kurangi Stres Serta Depresi
2 min read
Ada beberapa orang yang merasakan bahwa rasa stresnya dapat berkurang usai ia makan, ada pula yang bilang bahwa baru merasakan bahagia apabila ia dapat mempunyai gadget terbaru serta berlibur di negeri impian. Tanpa mereka sadari bahwa kebahagiaan pun bisa juga didapat dari berbagi bersama orang yang lain. Pada buku berjudul Give & Take oleh profesor Adam Grant, dijelaskan konsep “membantu orang 100 jam”. Menurut sang profesor, meluangkan waktu 100 jam selama setahun, dengan kata lain rata-rata 5 menit dalam sehari guna membantu orang lain, bisa memicu kebahagiaan serta mengurangi depresi juga stres.
Psikolog anak serta remaja pada Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, juga mengatakan saat kita dapat menolong sesama ataupun membahagiakan orang lain, rasa bahagia pun muncul dengan otomatis pada diri kita. “Manusia memang ditakdirkan menjadi makhluk sosial, dimana kita tak dapat hidup tanpa ada orang lain. Dan maka dari itu pula tiap manusia memiliki mekanisme otomatis, apabila memberikan suatu hal pada orang lain, akan muncul dalam diri mereka perasaan yang senang maupun bahagia. Meski respon orang ini sekedar sederhana saja,” kata Vera.
Bahagia maupun senang ini membawa aura positif pada diri. Aura positif ini akan mengurangi depresi maupun stres yang bisa dialami. Pastinya sifat berbagi ini tidak boleh dengan mengharapkan imbalan orang yang telah kita beri. Ini pula lah yang perlu diingatkan kepada anak-anak ketika kita mengajar mereka terkait kebiasaan untuk berbagi. “Janganlah mengharap suatu hal dari mereka yang telah kita beri, anggap bahwa kita sekedar memberi, sudah cukup sampai disitu saja. Entah apa tanggapan maupun respon yang akan diberikan oleh orang lain, kita pun tidak boleh menyesali atas apa yang telah kita lakukan,” terangnya.
Berdasarkan data pada World Happiness Report 2013 dimana telah dirilis oleh pihak Persatuan Bangsa-Bangsa, Indonesia ada pada peringkat yang ke 76 menjadi negara yang paling bahagia pada kategori dunia, masih di bawah negara Thailand (36) serta Malaysia (56).
