Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kesehatan – Apa Hubungan Detak Jantung dan Kebijaksaan Seseorang?

2 min read

Memang bijak atau tidaknya seseorang saat memutuskan suatu hal didasari banyak hal, diantaranya usia serta tingkat pendidikan. Kalangan pakar menduga bahwa putusan yang bijak muncul dari aspek psikologis dari masing-masing orang. Misalnya kemampuan dalam melihat suatu isu dengan sudut pandang yang lain dan dapat menerima adanya perbedaan pendapat.

Selain itu, kebijaksanaan seseorang juga kerap kali dikaitkan terhadap pengalaman serta tingkat pengetahuan seseorang. Tetapi belakangan terungkap bahwa kebijaksanaan ada pula kaitannya dengan keadaan fisik, utamanya jantung. Tim peneliti gabungan Kanada dan Australia mengenali adanya keterkaitannya dalam Heart Rate Variability (HRV), perbedaan interval waktu pada tiap detakan jantung dari seseorang.

Diketahui bahwa makin rendah fluktuasi, naik turunnya detak jantung seseorang saat tak melakukan apapun ataupun ketika mengerjakan aktivitas ringan, pola pikir mereka pun semakin bijak. Fakta ini dibuktikan peneliti asal University of Waterloo bersama Australian Catholic University dengan cara meneliti 150 partisipan di usia rata-rata 25 tahun lalu meminta mereka untuk menelaah suatu masalah sosial dengan sudut pandang orang pertama serta orang ketiga.

“Nyatanya mereka yang tingkat HRV-nya lebih bervariasi dapat berpikir dalam sudut pandang berbeda, sehingga mempunyai kapasitas yang lebih besar dalam memutuskan suatu hal secara bijak sebab fungsi eksekutif otaknya pun makin bagus,” terang peneliti Dr Igor Grossmann asal University of Waterloo, Kanada. Akan tetapi saat partisipan diminta untuk menelaah sebuah masalah dengan sudut pandang orang pertama, para peneliti tak mendapati adanya keterkaitan diantara detak jantung dan level kebijaksanaan mereka. Hal ini tentunya semakin menguatkan temuan Grossmann bersama timnya.

Walau demikian, Grossmann kembali menegaskan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan kognitif lebih baik belum tentu juga lebih bijak saat memutuskan suatu hal. Pasalnya sebagian dari mereka mungkin saja memanfaatkan kemampuan kognitif tersebut dalam menghasilkan putusan yang kurang bijak ataupun hanya menguntungkan diri sendiri. “Untuk dapat mengatakan bahwa seseorang bijak ataukah tidak, kita perlu memastikan apakah mereka telah berhasil meredam egonya atau belum,” pungkasnya seperti yang dilaporkan dalam Medical News Today.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *