Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Yang Sebenarnya Terjadi Saat Kita Lapar

2 min read

Sebuah studi baru mengeksplorasi, menunjukkan bahwa usus kita membantu kita membuat keputusan yang baik dan tampil lebih pintar dari kita sebenarnya. Neuroscience menunjukkan bahwa sebagian besar keputusan kita bersifat emosional, tidak rasional dan otak kita rentan terhadap berbagai bias yang membajak keputusan kita tanpa kita sadari. Jadi, sementara kita ingin berpegang pada narasi kita dan menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa kita cerdas secara intelektual dan jauh lebih baik daripada hewan, penelitian baru membawa lebih banyak bukti sebaliknya.

Faktanya, penelitian menjelaskan bahwa usus kita mampu “menyimpan” ingatan, dan perasaan lapar dapat bertindak sebagai semacam jalan pintas untuk membuat keputusan yang tampak rumit, tapi itu sebenarnya didorong oleh “firasat”. Para ilmuwan sampai pada kesimpulan ini dengan menggunakan model komputer yang kompleks yang mengeksplorasi kemungkinan kelangsungan hidup hewan di lingkungan di mana ketersediaan makanan berfluktuasi dan di mana predator bersembunyi.

Model tersebut mengungkapkan bahwa jika hewan mendasarkan keputusan mereka secara eksklusif pada isyarat fisiologisnya (misalnya, perasaan lapar yang memberi sinyal berapa banyak sumber energi yang mereka miliki) peluang bertahan hidup mereka hampir sama baiknya dengan hewan yang menggunakan sumber daya kognitif untuk keputusan terbaik. Meskipun gagasan tentang kognisi hewan mungkin aneh bagi beberapa orang, ini adalah fakta terdokumentasi dengan baik yang diterima secara luas oleh para periset, dan studi baru ini membantu kita mendapatkan wawasan lebih dalam tentang bagaimana hewan memecahkan masalah.

Mari bayangkan sebuah contoh untuk lebih memahami tujuan dari studi baru. Katakanlah seekor binatang (rusa) berada dalam situasi yang melibatkan beberapa parameter seperti makanan apa yang tersedia dan di mana, dan apakah ada predator di sekitar. Katakanlah rusa ingin makan kacang tapi ada singa bersembunyi di semak-semak di sebelah kacang yang dikehendaki. Informasi seperti “apa yang terjadi saat terakhir ketika saya mencoba merampas beberapa kacang dari sebelah kanan singa ini” akan berguna untuk membantu rusa memutuskan tindakan terbaik apa, tapi mengintegrasikan informasi semacam itu akan mahal dari perspektif evolusioner.

Sebagai rekan penulis studi, Prof. John McNamara, dari Sekolah Matematika Universitas Bristol, mengatakan, “Jika biaya banyak sumber daya menjadi sangat pandai, maka seleksi alam akan menemukan cara yang lebih murah untuk mengambil keputusan.” Dan cara yang lebih murah ini adalah memiliki bentuk “memori” fisiologis sederhana yang berada di dalam usus kita. “Kemampuan untuk menggunakan keadaan internal seperti kelaparan sebagai memori akan mengurangi kebutuhan untuk berevolusi,” lanjut Prof. McNamara.

“Banyak dari kita kadang-kadang saat kelaparan membuat kita emosional dan mengubah tingkah laku kita. Model menjelaskan mengapa ada kaitan antara usus dan keputusan kita: kelaparan dapat bertindak sebagai ingatan yang memberi tahu kita bahwa tidak banyak makanan.” “Kegunaan ingatan semacam itu berarti bahwa hewan, termasuk manusia, mungkin tampak memproses banyak informasi di otak padahal sebenarnya mereka hanya mengikuti usus mereka.” terang Dr. Andrew Higginson

Para periset juga menduga bahwa emosi mungkin memiliki peran yang sama terhadap kelaparan, karena ingatan itu mungkin juga “dikodekan” di dalamnya, membantu hewan membuat keputusan cepat dan cerdas, yang sangat berguna di alam liar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *