Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Protein Beracun Merusak Sel Otak Sehat Pada Penyakit Parkinson

2 min read

Periset telah melihat protein beracun yang bekerja di penyakit Parkinson dan mengidentifikasi fitur utama yang memungkinkan mereka merusak sel otak yang sehat. Dr. Giuliana Fusco (dari Imperial College London dan University of Cambridge, keduanya di Inggris) mengatakan bahwa para ilmuwan berharap bahwa temuan ini akan menghasilkan obat yang lebih baik untuk penyakit Parkinson yang menghentikan protein beracun masuk ke sel otak yang sehat.

Parkinson adalah penyakit yang secara bertahap menghancurkan sel otak yang menghasilkan zat kimia pembawa pesan yang disebut dopamin, yang penting untuk mengendalikan gerakan. Periset juga menemukan bahwa Parkinson mempengaruhi sel otak non-dopamin, yang mungkin menjelaskan mengapa penyakit ini sering memiliki gejala yang tidak berhubungan dengan gerakan, seperti kecemasan, depresi, kelelahan dan gangguan tidur.

Dalam studi baru tersebut, para peneliti mengamati apa yang terjadi ketika sebuah protein yang disebut kerusakan sinopsis alpha synuclein dan terbentuk menjadi kelompok yang disebut oligomer, yang beracun bagi sel otak. Mereka menggunakan spektroskopi resonansi magnetik nuklir solid state untuk mengkarakterisasi fitur struktural yang berbeda dari oligomer dan kemudian memeriksa bagaimana fitur tersebut mempengaruhi interaksi mereka dengan sel. Mereka menggunakan sel otak dari tikus dan juga sel otak yang diambil dari tumor otak manusia.

Studi ini penting karena tim menemukan cara untuk menjaga agar oligomer yang normal tidak stabil stabil cukup lama untuk mengamati tingkat detail yang belum pernah terlihat sebelumnya. Dengan menjaga oligomer stabil, para periset dapat mengidentifikasi dua fitur yang menjadi kunci toksisitasnya: yang memungkinkan mereka menempel pada dinding sel, dan satu lagi yang memungkinkan mereka menembus membran dan mengganggu fungsi sel.

Dalam percobaan lebih lanjut, tim menemukan cara yang bisa mengurangi toksisitas oligomer. Mereka menemukan bahwa mengubah urutan proteinnya membuat oligomer kurang mampu menempel pada membran sel. Para peneliti mengibaratkan perilaku oligomer dan kecenderungan mereka menempel pada dinding sel otak yang mirip dengan cara virus masuk ke sel. Perbedaannya adalah bahwa sementara virus kemudian menyesuaikan mesin sel dengan ujungnya sendiri, oligomer hanya akan mengganggunya.

Dr. De Simone juga menyarankan agar oligomer mampu menempel pada selaput sel karena “kecelakaan alam” yang memberi mereka fitur yang sama seperti protein membran normal yang membantu pemberian sinyal otak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *