Wed. Apr 12th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Kesehatan – Memori Anak Tersimpan Sejak Dalam Kandungan Ibu

2 min read

Masalah kehamilan akan selalu menjadi topik menarik untuk bahas. Perlu diketahui, sang janin didalam kandungan juga dapat menyimpan memori. Keadaan tersebut berlangsung dari pertama janin dalam kandungan sampai usia kehamilan 6 bulan.  Mereka mampu menyimpan memori yang dialami oleh sang ibu dan apa yang dirasakan oleh sang ibu.

Dapat diartikan bahwa, apa pun yang dirasakan oleh orangtuanya, seperti terdapat kata-kata yang kurang baik, orangtua yang bertengkar, ibu memiliki pikiran negative, sang janin pun akan ikut merasakannya dan tersimpan dengan baik dalam memorinya.

Beberapa contoh seperti, seorang anak tiba-tiba memiliki sifat benci terhadap ibunya, memiliki amarah besar terhadap ayahnya, meskipun tidak pernah mempunyai masalah. Anak yang mengalami alergi dan masih banyak lagi. Bisa jadi pengaruh tersebut berawal ketika masih dalam kandungan sang ibu.

Kondisi tersebut juga dapat dialami oleh anak yang di adopsi. Mereka juga akan mengalami emosi yang tidak jelas. “Bisa tiba-tiba marahnya meledak hanya gara-gara masalah kecil yang tidak penting,” kata seorang ayah yang diadopsi ketika umur 1 bulan. “Dia selalu mencari saya, tapi sekaligus sangat membenci saya,” kata seorang ibu yang mengadopsi dari usia dalam kandungan.

Setelah lahir di berikan kepada orang lain, anak adopsi tetap memiliki rasa luka yang tidak bisa hilang. Mereka tetap merasakan seperti marah, sedih, kecewa, merasa dibuang, merasa tidak dicintai, merasa tidak dihargai, merasa tidak berarti, dan masih banyak lagi.  Terdapat juga sikap ledakan amarah, sikap bermusuhan, alergi, keinginan bunuh diri. Keadaan tersebut karena terdapat memori negatif dalam bawah sadar.

Kondisi tersebut juga dialami oleh orangtua Boy. Boy merupakan anak adopsi oleh orangtua angkatnya. Seorang anak yang mempunyai kasih sayang yang berlimpah, namun dia juga bisa tiba-tiba agresif kepada orangtuanya.

“Sejak lahir kami rawat dia, karena orangtuanya sangat miskin. Kami sudah mulai membiayai nutrisinya dan lain-lain sejak masih di kandungan. Kami sangat menyayangi dia. Maka kami heran dia tiab-tiba meledak marah dan agresif tanpa alasan yang jelas,” kata ibu angkat Boy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *