Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Wakil Presiden Tinggalkan Afghanistan Di Tengah Klaim Penyiksaan

2 min read

Wakil Presiden Afghanistan telah meninggalkan negara tersebut setelah kebuntuan selama enam bulan menyusul tuduhan terhadap dirinya. Dia mendapatkan tuduhan bahwa dirinya secara ilegal telah menahan saingan politiknya dan membuatnya diperkosa dengan senapan serbu.

Abdul Rashid Dostum terbang ke Turki pada hari Jumat (19/5) malam waktu setempat yang dilaporkan untuk mendapatkan perawatan medis, menurut sumber dari pemerintahan Afghanistan, Dostum diyakini memiliki permasalahan mengenai ketergantungan alkohol dan diklaim menderita penyakit diabetes.

Kepergiannya ket Turki membuat dirinya tidak mungkin untuk diadili, yang mengajukan pertanyaan lebih dari satu dekade upaya dari negara-negara barat untuk menanamkan peraturan hukum di Afghanistan dan membantu membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Tuduhan terhadap wakil presiden tersebut memicu sebuah krisis politik yang melanda Afghanistan sejak bulan November yang lalu ketika Dostum menculik Ahmad Ishchi seorang politisi dari provinsi asal Dostum di Jowzjan, dari sebuah stadion di bagian utara negara tersebut. Ishchi ditahan selama lima hari, selama waktu itu dia mengatakan bahwa dia telah dipukuli dan diperkosa dengan menggunakan senapan laras panjang oleh sembilan orang pengawal dari Dostum.

Dostum telah menghindari hukuman dengan berlindung di mansionnya di Kabul tengah, dan dijaga oleh milisi bersenjata. Tidak ada yang ditangkap atau didakwa, meskipun ada bukti medis yang mendukung klaim dari Ishchi.

Pembela hak asasi manusia telah meminta Dostum dan pengawalnya untuk diadili, namun pemerintahan Afghanistan dilaporkan berada di bawah tekanan untuk meninggalkan negara sebagai gantinya. Tidak ada kejelasan atas siapa yang menyewa pesawat yang menerbangkan Dostum pada hari Jumat (19/5).

Setelah tuduhan Ishchi pada bulan November tahun lalu, presiden Afghanistan, Asgraf Ghani, telah membingkai kasus ini sebagai saat-saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa bahkan panglima perang yang tidak berkuasa berada di atas hukum. Ghani mengatakan kepada diplomat barat bahwa dia muak dengan orang-orang Afghan yang melanggar hukum dengan impunitas.

“Aturan hukum dan pertanggungjawaban dimulai dari pemerintahan itu sendiri dan kami telah berkomitmen untuk hal itu,” kata juru bicara kepresidenan yang berbicara kepada publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *