Kabar Internasional – Trump Kirimkan 5.200 Pasukan Ke Perbatasan Meksiko

Amerika Serikat mengatakan pada Senin (29/10) bahwa pihaknya akan mengirim lebih dari 5.200 pasukan untuk membantu mengamankan perbatasan dengan Meksiko. Ini merupakan penempatan yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan karena Presiden Donald Trump mengeraskan sikapnya terhadap imigrasi menjelang pemilihan jangka menengah 6 November.

Penempatan akan menciptakan kekuatan tugas aktif yang sebanding dengan ukuran kontingen militer AS di Irak, karena pemerintahan Trump menarik perhatian kafilah migran yang melakukan perjalanan melalui Meksiko menuju Amerika Serikat. Jenderal Terrence O’Shaughnessy, kepala Komando Utara AS, mengatakan 800 pasukan AS sudah dalam perjalanan ke perbatasan Texas dan lebih banyak yang menuju ke perbatasan di California dan Arizona.

“Presiden telah menegaskan bahwa keamanan perbatasan adalah keamanan nasional,” O`Shaughnessy mengatakan, saat ia merinci penempatan yang jauh lebih besar yang 800 hingga 1.000 pasukan diprediksi oleh pejabat AS pekan lalu.

O`Shaughnessy mengatakan beberapa tentara akan dipersenjatai meskipun tidak jelas siapa, di luar polisi militer A.S., mungkin membutuhkan senjata-senjata itu. Pejabat AS telah menekankan bahwa pasukan tidak akan mengawasi perbatasan dan malah menjalankan peran pendukung seperti membangun tenda dan barikade, dan menerbangkan personel bea cukai AS ke lokasi di sepanjang perbatasan.

Trump mencerca terhadap imigrasi ilegal untuk memenangkan pemilihan presiden AS tahun 2016 dan telah menangkap kafilah migran Amerika Tengah pada kampanye rally menjelang pemungutan suara pekan depan, memberikan dukungan untuk Partai Republiknya. Trump mengatakan Amerika Serikat akan membangun “kota tenda” untuk menampung para migran yang mencari suaka, daripada melepaskan mereka ketika mereka menunggu keputusan pengadilan.

“Kami akan menaruh tenda di semua tempat. Kami tidak akan membangun struktur dan menghabiskan semua ini, Anda tahu, ratusan juta dolar – kami akan memiliki tenda, ”katanya kepada Fox News dalam sebuah wawancara.

Trump mengatakan menahan pencari suaka sementara kasus mereka sedang diputuskan akan membuat orang lain enggan mengikuti gugatan. Jika Republik kehilangan kendali DPR atau Senat, itu bisa menjadi jauh lebih sulit bagi Trump untuk mengejar agenda kebijakannya dalam sisa dua tahun di kantornya.

Menurut survei Pew Research Center yang dilakukan pada akhir September dan awal Oktober, 75 persen pemilih Republik mengatakan imigrasi ilegal adalah masalah yang sangat besar, dibandingkan dengan 19 persen pemilih Demokrat. Meskipun pendukung Trump di Kongres memuji pengerahan pasukan, American Civil Liberties Union mencemoohnya sebagai aksi politik.