Kabar Internasional – Sisi Menang Telak dalam Pemilihan Mesir

Presiden Mesir, Abdel Fatah al-Sisi, telah menyapu kemenangan besar setelah pemilihan di mana satu-satunya penantangnya adalah pendukung pemerintahannya. Hasil yang diumumkan pada Senin sore memberikan Sisi 97,08% suara sah pada 41,5% jumlah pemilih, sedikit peningkatan dalam jumlah suara yang menguntungkannya meskipun penurunan jumlah pemilih dari pemilihan sebelumnya pada tahun 2014.

Moussa Moustafa Moussa, nama alternatif pada surat suara yang pihaknya sebelumnya mendukung Sisi, mengklaim hanya di bawah 3% suara sah. Surat suara rusak menyumbang 7,27% dari hasil keseluruhan, setelah beberapa warga membungkuk untuk tekanan untuk muncul ke tempat pemungutan suara tetapi tidak memilih.

Hasil awal yang dirilis Kamis pagi menunjukkan bahwa sekitar 40% pemilih memilih, dengan 92% dari mereka memilih Sisi. Pada hari Jumat, ini direvisi menjadi 42%, dengan Sisi mengamankan 96,9% suara sah – sama dengan pemilihan terakhir pada tahun 2014.

Setelah pemilihan yang tidak termasuk debat publik, oposisi Mesir yang rapuh berharap masa depan Kedua akan menghadirkan peluang baru untuk membuat suara mereka didengar. Sisi hancur semua perbedaan pendapat dalam usahanya untuk mencari masa jabatan kedua di kantor, dengan lima lawan potensial dicegah dari mendapatkan pada surat suara. Meskipun Sisi kemenangan yang tak terelakkan, balapan juga menyoroti ketidakpuasan pada pemerintahannya dari dalam negara itu sendiri.

“Saya tidak berpikir Sisi menginginkan segala jenis politik nyata di Mesir ,” kata Hamdeen Sabahi, mantan kandidat presiden dua kali. “Dia menempatkan politik dan politisi dikepung. Dia membenci politik. Dia membenci pendapat lain. ”

Sabahi sebelumnya bergabung dengan koalisi tokoh-tokoh pro-demokrasi lainnya untuk menyerukan boikot terhadap pemungutan suara, tetapi mereka dengan cepat menemukan diri mereka sedang diselidiki oleh jaksa penuntut umum negara itu dan dituduh berusaha menggulingkan rezim. Penandatangan lain, Abdel Moneim Fotouh, ditangkap dalam penggerebekan di rumahnya dan kemudian ditambahkan ke daftar teror negara .

Mohamed Anwar al-Sadat , keponakan mantan presiden Mesir yang keluar dari perlombaan mengutip intimidasi pendukungnya, mengatakan kepada Guardian bahwa presiden Mesir telah menciptakan antipati dalam negara dengan membatasi kekuatan untuk sebuah lingkaran yang ketat dari kepercayaan dipercaya.

Sisi melakukan dua perombakan dramatis dalam beberapa bulan terakhir, memecat mantan kepala staf militer Jenderal Mahmoud Hegazy Oktober lalu sementara Kementerian Dalam Negeri menolak pejabat keamanan tingkat atas termasuk kepala keamanan nasional.