Kabar Internasional – Pemberontak Maois Sepakat Untuk Melakukan Gencatan Senjata

Negosiator dari pemerintahan Filipina dan kelompok pemberontak Maois telah sepakat untuk melakukan gencatan senajata sementara. Siaran resmi domestik, ANC mengatakan pada hari Rabu (5/4) kemarin bahwa kedua belah pihak juga berencana untuk membebaskan tahanan setelah melakukan pembicaraan di Belanda.

Pemberontak dari Communist New People’s Army telah melancarkan perang gerilya yang berlarut –larut selam hampir lima dekade di pedesaan di negara Asia Tenggara miskin tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.

Pembicaraan damai antara lengan politik dari pemberontak, Front Demokratik NAsional, dan pemerintah, yang ditengahi oleh Norwegia, dilanjutkan pada minggu ini di Belanda, yang berharap untuk mencapai penyelesaian politik di 12 bulan untuk mengakhiri konflik.

“Setelah beberapah hari, kedua belah pihak telah bersama-sama mendapatkan kesepakatan dengan NDFP,” kata Jesu Dureza, seorang pensihat presiden pada proses perdamaian yang mengatakan melalui situs media sosial Facebok. Ia juga menambahkan bahwa Presiden Rodrigo Duterte telah menyetujui kesepakatan tersebut.

Hal ini merupakan kali kedua kalinya bagi kedua belah pihak telah menyepakati gencatan senjata bilateral sejak bulan November tahun 1986, ketika pemerintah dan pemberontak menandatangani kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari.

Namun kesepakatan itu ditenggelamkan pada bulan Januari 1987 setelah polisi melepaskan tembakan dan menewaskan 13 orang selama demonstrasi dari kelompok petani di Manila.

Kedua belah pihak sendiri masih menyelesaikan persyaratan genatan senjata tapi akan menandatangani perjanjian pada hari Rabu (5/4) disekitar pukul 21:00 waktu setempat di Manila, penyiar ANC sendiri mengatakan hal tersebut dari dalam sebuah laporan langsung di Belanda.

ANC mengatakan bahwa pemerintah juga sepakat untuk membebaskan 23 tahanan politik tua dan sakit-sakitan, sementara para pemberontak akan merilis tiga tentara dan seorang polisi yang ditangkap di tiga wilayah yang terpisah di wilayah bagian selatan dari pulau Mindanao.

Kedua belah pihak juga turut membahas reformasi sosial dan ekonomi, namun tidak diketahui apakah gerilyawan telah sepakat untuk melakukan tindakan yang diminta oleh Duterte untuk pemberontak yang meminta pemberontak untuk menghentikan kegiatan dalam pemerasan warga Filipina dan upaya perelrutan anggota baru mereka.