Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Internasional – Setidaknya 1.500 Orang Di Ethiopia Ditahan

2 min read

Otoritas Ethiopia telah melakukan penangkapan terhadap lebih dari 1.500 orang sejak negara tersebut mendeklarasikan keadaan darurat. Kantor berita yang di kontrol oleh negara, Fana melaporkan bahwa keseluruhan orang-orang yang ditangkap tersebut ditangkap hanya dalam kurun waktu dua minggu.

Pos komando, suatu badan yang dibentuk oleh otoritas setempat untuk mengwasi keadaan darurat negara tersebut melaporkan bahwa setidaknya 1.120 orang telah ditangkap di kota-kota seperti Shashemene dan Arsi Barat, sebelah selatan dari ibukota Addis Ababa keran telah melakukan pengrusakan terhadap properti milik negara.

Kota-kota yang berada dalam wilayah dari kelompok etnis Oromo bersama dengan Amhara telah melancarkan protes selama hampir setahun terhadap pemerintahan yang sebagian besar terdiri dari kelompok minoritas Tigrayans.

Sekitar 202 orang lainnya telah ditangkap di bagian barat kota Guji dan 110 lainnya di wilayah Kelem Wolega. Menurut pernyataan dari kantor berita Fana, pihak yang berwenang juga telah berhasil menyita ratusan lebih senjata api.

Sekitar 50 orang lainnya ditangkap karena berusaha untuk menolak perintah dari petugas untuk menutup usaha mereka serta melakukan penangkapan terhadap mereka yang menyerukan tindakan pemogokan di wilayah Amhara, dan tiga orang guru ditangkap karena telah meninggalkan sekolah tempat mereka bekerja.

Keadaaan darurat dari nagara Ethiopia ini telah berjalan selama enam bulan, dan dilengkapi dengan beberpa aturan yang sangat ketat. Diplomat asing sendiri telah dilarang untuk bepergian lebih dari 25 mil dari ibukota Addis Ababa dan adalah ilegal untuk menonton televisi yang disiarkan oleh diaspora. Dalam postingan di situs kantor berita milik negara tersebut mengatakan bahwa beraktivitas di media sosial bagi warga tersebut telah dinyatakan sebagai aktivitas kriminal.

Keadaan darurat ini diberlakukan setelah gelombang kekerasan yang terjadi menyusul penyerangan di sebuah festival keagamaan Oromo yang menewaskan lebih dari 50 orang yang terjadi pada tanggal 2 Oktober yang lalu. Para pengunjuk rasa yang turun ke jalalan meyakinin bahwa pihak kepolisian yang harus bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, di mana pihak kepolisian sendiri telah menembakkan gas air mata yang di arahkan kepada para pengunjuk rasa yang anti-pemerintah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *