Info Terkini Kesehatan – Rokok Membuat Tubuh Tengik

Anda pasti sering mendengar istilah tengik yang pada umumnya digunakan pada kondisi dari makanan ataupun minyak yang sudah tidak bagus lagi di telinga Anda. Meski kata tengik ini lebih identik dengan makanan, minyak, serta beberapa zat kimia lain, ternyata tubuh kita juga dapat mengalami yang disebut dengan tengik. Menurut Prof.Dr.dr Sri Widia A. Jusman, MS, perusakan dari lipid oleh oksigen dinamai dengan tengik yang mana secara alami terjadi dalam tubuh sebab tubuh manusia senndiri terdiri atas milyaran sel yang kemudian dilapisi oleh membran yang mana tersusun atas dua lapis lipid.

“Nah, sebab pada tubuh kita memang terdapat minyak ataupun lemak pada membran itulah menyebabkan adanya oksidasi, apalagi kita ini kan juga menggunakan oksigen,” terang Prof Widia kepada wartawan setelah prosesi Pengukuhan Guru Besar FK dan FKM UI dalam Aula FKUI, Jl. Salemba Raya, di Jakarta, hari Sabtu (4/1/2014).

Lebih jauh lagi, Prof Widia juga menjelaskan adanya senyawa oksigen reaktif (Reactive Oxygen Species) atau ROS yang akhir-akhir ini dianggap menjadi senyawa yang sangat berperan pada terjadinya berbagai macam keadaan patologis serta penyakit degeneratif. Kemudian salah satu hal yang menjadi sumber dari ROS tersebut adalah asap rokok. “Dari asap rokok inilah, banyak dari ROS yang terbentuk hingga kemudian membran kita juga banyak yang akan teroksidasi. Dan dalam istilahnya, teroksidasi ini semacam mengalami yang namanya tengik. Jadi tubuh kita ini secara alami sudah menjadi tengik, nah apalagi kalau itu ditambahin segala,” ujar prof Widia.

Sedangkan untuk faktor yang bisa menjadi penambah proses tengik ini, dijelaskan oleh prof Widia selain halnya dari asap rokok, juga dapat berasal oleh konsumsi alkohol, juga saat kita banyak mengonsumsi makanan yang berlemak. Lebih lanjut lagi, prof Widya juga menuturkan proses tengik yang diakibatkan ROS dapat menimbulkan adanya penyakit degeneratif seperti halnya artherosklerosis, diabetes melitus, serta hipertensi. “Penyakit degeneratif tersebut muncul akibat meningkatnya kejadian infeksi dan membuat usia harapan hidup menurun serta membawa konsekuensi semakin meningkatnya penyakit degeneratif,” tandasnya.