Info Kesehatan – Perlunya Deteksi Dini Terhadap Serangan Jantung
2 min read
Ternyata sekedar elakoni pola hidup sehat saja masih belum cukup supaya terhindar ancaman serangan jantung. Kita pun dituntut untuk selalu proaktif dengan jalan melakukan upaya deteksi dini. “Dan di sinilah peran dokter. Kita bisa datang ke dokter lalu menanyakan bagaimana ataukah seberapa besar risiko saya terhadap serangan jantung? Kemudian dokter dapat melakukan penilaian risiko milik pasien itu, seperti apakah risikonya,” ujar dr. Sony Hilal Wicaksono, Sp.JP.
Sementara itu, deteksi dini yang biasanya dilakukan ialah melakukan paket medical check-up terdiri atas rekam jantung lalu treadmill test. Sony mengatakan bahwa cara tersebut merupakan paling sederhana serta paling terjangkau bagi kalangan masyarakat. “Orang awam sudah banyak yang tahu, jika ingin mencegah serangan jantung, pastinya kita wajib melakukan gaya hidup sehat. Dengan pola makan, istirahat, serta keseharian yang juga diperhatikan. Kita pun perlu melakukan deteksi dini dimana hal ini seringa dilupakan,” ujar spesialis jantung pembuluh darah di RS Pondok Indah-Puri Indah pada media dari Ruang Mawar Executive Health Check Up RSPI-Pondok Indah yang ditulis pada Kamis (6/8/2015).
Jika ingin hasil lebih akurat, tabah Sony, kita bisa lakukan CT-scan. “Dengan tingkat kemampuan dalam melihat jantung koroner yang lebih tinggi dan yang dinilai ialah tingkat pengapuran di pembuluh darah koroner. Jika terdapat pengapuran, pasien dianggap mempunyai penyakit jantung koroner,” papar Sony. Di atasnya lagi, masih ada prosedur coronary angiografi guna memeriksa kondisi pembuluh darah arteri jantung. “Semisal calsium score, namun memakai kontras serta detil gambar yang lebih lengkap lagi. Pembuluh darah dapat terlihat semua secara menyeluruh,” imbuh Sony lagi.
Setelah melakukan pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan ke tahapan stratifikasi risiko. Yakni melihat sejauh mana pasien tersebut mengalami penyakit itu lalu memutuskan apa yang akan diterapkan pada pasien. Memang risiko serangan jantung lebih rentan dialami oleh pasien penyakit jantung koroner. Sampai dengan saat ini, penyakit jantung menempati posisi teratas dari daftar penyakit yang membawa kematian utama terhadap penduduk negara maju. Indonesia pun termasuk di dalamnya.
