Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Dunia Diet Sukses – Akibat Buruk OCD dan IF

2 min read

Diet puasa seperti Intermittent Fasting dan Obsessive Corbuzier’s Diet atau OCD memang sangat ampuh untuk menurunkan berat badan seseorang dengan cepat. Namun, diet tersebut mempunyai akibat buruk yaitu gangguan secara psikologis pada setiap orang yang melakukannya.

Seperti yang dikatakan oleh Dito Bastia yang serang ketakutan saat sedang menjalani program diet OCD.

Dia mengatakan sering ketakutan karena diet yang mengandalkan puasa selama 8 jam, kerap membuatnya merasa takut terutama saat dirinya telat makan beberapa menit sebelum jendela makan tersebut berakhir.

“Misalkan saja saya memilih pola puasa yang 8 jam. Makan dari pukul 12.00 hingga pukul 20.00. Nah pada saat saya makan pada pukul 19.45 dan pesanan belum tiba, saya sering takut bila melebihi waktu yang telah ditentukan. Akibat hal tersebut, saya sering makan dengan sangat cepat.”

Dito mengaku bahwa OCD yang dia lakukan memang membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Sebagai bukti, waktu dirinya menimbang untuk melakukan diet OCD pada hari pertama, berat badan yang dia miliki adalah 97 kg. Selang 1,5 bulan sesudah OCD, berat badannya turun menjadi 87 kg. Beratnya telah turun hingga 10 kg dalam kurun waktu tersebut.

“Sepertinya OCD yang saya jalani memang sangat ampuh untuk menurunkan berat badan saya. Asalkan olahraga juga tetap dilakoni. Tetapi kalau saya lebih sering merasa ketakutan apabila terlambat atau melebihi waktu yang sudah saya tentukan.”

Untuk Diet Intermitten Fasting atau IF, salah seorang pefitnes mengungkapkan bahwa temannya kerap mengalami kecemasan yang sangat tinggi saat menjalani program diet iF.

“Dia menjadi panic attack dan merembet kedalam asal lambung yang semakin naik, sakit maag dan jadi GERD. Saat ke dokter, yang diobati adalah masalah GERD sedang yang lain justru dibiarkan.”

Sang praktisi Fitnes tersebut juga pernah mengalami hal tersebut pada tahun 2008. Ketika itu, dia hingga berobat ke internis, endoskopi dan ke Singapura.

“GERD ringan menurut dokter. Tetapi saya panic attack yang sangat parah hingga tidak mau keluar dari rumah.”

“Sampai saat ini, saya masih tetap pergi ke Psikiater, Meditasi, Hipnotis dan lain – lain.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *